KENDAL,AYOSEMARANG.COM – Komisi D DPRD Kendal sudah mengingatkan Pemkab Kednal agar menunda Program pengadaan seragam batik senilai Rp5 miliar untuk siswa SD negeri di Kendal. Hal ini mengingat kondisi daerah sedang melakukan efisiensi anggaran.
Menurut Wakil Ketua Komisi D DPRD Kendal, Sulistyo Ari Bowo, pihaknya sudah memberi masukan kepada Dinas Pendidikan. Namun, jawaban yang diterima justru menyebut program ini merupakan permintaan langsung Bupati Kendal.
“Kami sudah ingatkan, tapi Disdikbud menyampaikan bahwa ini permintaan Bupati. Prinsipnya sudah kami klarifikasi, seragam ini untuk identitas siswa Kendal. Tapi dengan efisiensi, tetap harus ada skala prioritas,” katanya.
Dikatakan, efisiensi anggaran memang mendahulukan kesehatan dan pendidikan. Namun di bidang pendidikan, program juga harus dipilih sesuai kebutuhan utama.
Terkait hanya sekolah negeri yang mendapat, ia mengatakan anggaran baru memungkinkan di sekolah negeri, jika ingin melibatkan swasta, perlu regulasi yang jelas.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendal, Ferinando Rad Bonay, menyebut ada 25 ribu siswa SD negeri yang akan menerima seragam.
Setiap anak mendapat satu setel senilai Rp200 ribu. Seragam sudah dalam bentuk jadi sehingga orang tua tidak perlu menanggung biaya jahit.
Baca Juga: Pro-Kontra Alokasi Rp5 Miliar untuk Seragam Batik Siswa SD di Kendal
Seragam batik ini memiliki motif khas Kendal yang dirancang langsung oleh Bupati Dyah Kartika Permanasari.
Tahap pertama akan dibagikan kepada siswa kelas 2, 3, dan 4 mulai tahun ajaran baru 2025–2026.
“Kami ingin anak-anak menerima seragam yang bagus, nyaman, dan tahan lama,” kata Ferinando.
Namun, kebijakan ini langsung menuai pro dan kontra dari masyarakat.
Agus Fathudin, wali murid asal Kendal, kecewa karena anaknya yang bersekolah di MI tidak mendapat seragam. “Kalau mau kasih seragam ya semua, jangan hanya negeri,” tegasnya.
Sementara Abdul Munir, warga Kaliwungu, menilai seragam batik bukan kebutuhan mendesak. “Lebih baik anggaran dipakai membantu warga miskin. Selama ini tanpa batik pun tidak masalah,” ujarnya.