AYOSEMARANG.COM -- Burung perkutut sejak dahulu dikenal bukan hanya sebagai hewan peliharaan, tetapi juga sarat dengan nilai filosofi dan mitos.
Salah satu kepercayaan yang masih banyak diyakini hingga kini adalah aturan memelihara perkutut dalam jumlah ganjil.
Lantas, apakah benar hal ini sekadar mitos atau memiliki makna tersendiri?
Asal Usul Mitos Perkutut Ganjil
Tradisi masyarakat Jawa sejak lama erat kaitannya dengan simbol-simbol spiritual. Burung perkutut pun kerap dikaitkan dengan wejangan atau pitutur hidup yang diwariskan turun-temurun. Aturan jumlah ganjil bukanlah sekadar pakem kaku, melainkan sebuah simbol yang mengandung pesan moral dan filosofi.
Baca Juga: Cara Mudah Edit Foto Polaroid Bersama Idol Tercinta dengan Gemini AI
Dalam pandangan leluhur, jumlah genap dianggap sudah selesai, sedangkan jumlah ganjil melambangkan keberlanjutan, dinamika, dan proses menuju kesempurnaan. Karena itulah, memelihara perkutut dalam jumlah ganjil dimaknai sebagai doa agar hidup terus berkembang, tidak berhenti di satu titik.
Makna Spiritual Angka Ganjil
Bagi sebagian masyarakat Jawa, angka ganjil memiliki makna mendalam. Setiap bilangan mengandung doa dan harapan tertentu, misalnya:
- 1 melambangkan mijil kamulyan, harapan menuju kehidupan yang lebih baik.
- 3 dimaknai sebagai semangat cipta, rasa, dan karsa untuk meraih kesuksesan.
- 5 disebut sabdo atau ketua, simbol agar dipercaya serta mampu memimpin.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Pemutih Wajah Alami yang Bikin Kulit Glowing Sekelas Skincare Mahal
- 7 bermakna pitulungan, yakni doa agar selalu mendapat pertolongan dari Tuhan.