- 9 melambangkan puncak kepemimpinan atau kedudukan tertinggi.
- 11 dimaknai sebagai kawelasan, harapan agar selalu mendapat belas kasih Tuhan.
Selanjutnya, angka ganjil yang lebih besar seperti 15, 17, atau 19 dimaknai sebagai pengingat bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, sehingga manusia perlu menyiapkan bekal untuk akhirat.
Filosofi dalam Katuranggan Perkutut
Selain jumlahnya, nama-nama katuranggan atau keturunan perkutut juga dipercaya menyimpan pitutur. Katuranggan bukan hanya sekadar istilah, melainkan wejangan yang bisa dijadikan tuntunan hidup. Karena itu, tidak sedikit pecinta perkutut yang memilih memelihara burung dengan “keganjilan” tertentu, baik dari suara maupun garis keturunannya.
Baca Juga: Jangan Tertukar! Ini 5 Perbedaan Burung Perkutut dan Tekukur yang Wajib Diketahui Pemula
Mitos memelihara perkutut berjumlah ganjil bukan sekadar aturan turun-temurun, tetapi sarat dengan filosofi dan doa kehidupan. Jumlah ganjil melambangkan perjalanan manusia yang harus terus berkembang, belajar, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Jadi, esensi dari tradisi ini bukan pada jumlah burungnya, melainkan pada makna yang terkandung di baliknya.