Menurut Dwi, dari sekitar 2.900 penduduk Desa Jatisuko, 50 persennya bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Di desa tersebut terdapat 11 kelompok tani (Poktan) dengan luas lahan pertanian lebih dari 100 hektare. Mereka sebagian besar masih bertani secara konvensional dengan menanam padi, jagung, dan singkong. Hanya sedikit yang menyesuaikan tren dengan menanam sayur mayur. Dengan motivasi dari Sumanto, ia berharap muncul para petani modern.
"Terutama dari generasi muda yang kebanyakan saat ini memilih bekerja di pabrik atau merantau untuk mendapat penghasilan bulanan. Saya berharap mereka tertarik bertani," ungkapnya.***