regional

Embun Upas Muncul di Dieng Saat Musim Penghujan, Begini Penjelasan BMKG

Selasa, 4 Januari 2022 | 21:53 WIB
Fenomena embun upas kembali muncul di Dieng saat musim hujan ( pixabay.com)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Fenomena embun upas kembali muncul di hari ke empat bulan Januari pada awal tahun 2022 ini, di dataran tinggi Dieng. Walau ini termasuk fenomena biasa, namun ada yang tidak biasa dengan fenomena tersebut.

Sebab fenomena embun upas atau embun beku yang biasanya terjadi saat puncak musim kemarau sekitar bulan Juni-Agustus, sekarang justru muncul saat Dieng sedang musim hujan tahun ini.

Berdasarkan siaran pers dari Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang Sutikno, dari BMKG (Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika) disebutkan bahwa hal itu memang merupakan suatu anomali.

Baca Juga: Kode Redeem FF Free Fire Rabu 5 Januari 2022, Klaim Segera dan Koleksi Item Awal Tahun Sebelum Invalid

Penyebabnya karena massa udara pada saat musim penghujan umumnya lembab dan basah, serta pengaruh Monsum Asia cukup besar.

Berdasarkan pantauan BMKG dari data AWS (Automatic Weather Station) yang terpasang di Kawasan Candi Arjuna, dalam 3 hari belakangan ini kondisi cuaca di wilayah pegunungan Dieng di dominasi kondisi cerah berawan, sehingga pemanasan cukup maksimal.

Pada tanggal 1- 4 Januari 2022 menunjukkan curah hujan yang rendah di bawah 1 mm, dengan tutupan awan sedikit (oktasnya rendah).

Sedangkan kelembaban udara terjadi perbedaan yang sangat signifikan, yakni pada siang hari yang rendah sekitar 75% dan malam-dini hari mencapai diatas 98%, dengan kecepatan angin cenderung lemah/calm (dibawah 5 m/s).

Embun upas biasa terjadi akibat pengaruh menurunnya temperatur terhadap ketinggian, dan akan terjadi bila kondisi tutupan awan oktasnya rendah.

Baca Juga: Kode Redeem ML Mobile Legends Rabu 5 Januari 2022, Masih Awal Tahun, Segera Klaim Item Menariknya

Juga akibat perbedaan kelembaban udara maksimum dan minimum cukup lebar pada daerah tersebut, dan lebih didominasi angin kecepatan lemah cenderung lemah.

Untuk wilayah dengan vegetasi yang bagus dengan tutupan tanaman rendah potensi terjadi embun upas cukup besar.

Hal ini bisa terjadi dapat disebabkan oleh beberapa hal:

1. Adanya Pusat Tekanan Rendah di Belahan Bumi Selatan Katulistiwa dan pola angin yang terbentuk di wilayah Jawa Tengah divergen (menyebar), sehingga pembentukan awan tidak maksimal dan kecepatan angin cenderung lemah.

Halaman:

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB