DEMAK, AYOSEMARANG.COM -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dindikbud Kabupaten Demak memberikan sosialisasi laporan pertanggungjawaban Bantuan Siswa Miskin Daerah, Basimda bagi operator di jenjang SMP.
Adapun sosialisasi laporan pertanggungjawaban Bantuan Siswa Miskin Daerah, Basimda oleh Dindikbud Kabupaten Demak bertujuan untuk menciptakan kondisi yang taat aturan serta administrasi.
Kepala Sub. Bagian Keuangan Dindikbud Demak, Ayu Widya Danasari, menuturkan bahwa dalam kegiatan sosialisasi laporan pertanggungjawaban Basimda tersebut diundang pengelola atau operator yang menanganinya di masing-masing sekolah.
Baca Juga: Doa Sembuh dari Segala Penyakit, Lengkap dengan Tuntunannya
Dijelaskan, bahwa dengan kegiatan tersebut, diharapkan operator Basimda memahami mekanisme pelaporan terkait apa, kapan, dan bagaimana laporan tersebut dibuat.
“Sebanyak 1463 siswa terdiri dari 934 siswa negeri dan 529 siswa SMP swasta menerima manfaat dari Basimda 2021,” ungkapnya.
Menurutnya, nominal yang diterima siswa sebesar Rp500 ribu bagi jenjang SD dan Rp750 ribu di jenjang SMP per anak.
Lebih lanjut ia menyebutkan, bahwa tingkat penyerapan di tahun ini dinilai lebih baik dibandingkan tahun lalu.
“Tahun lalu ada yang menolak, karena ada yang sudah mengalami peningkatan status sosial. Kalau tahun ini banyak yang terserap,” ujarnya.
Selain alasan peningkatan kondisi ekonomi, kasus kematian dan siswa yang pindah sekolah juga menurutnya berpengaruh pada proses penyerapan anggaran di tahun lalu.
Baca Juga: Resmi Diangkat ASN Polri, 44 Eks Pegawai KPK Jalani Orientasi Pendidikan
Ayu menjelaskan, bahwa dengan adanya Basimda, diharapkan proses pembelajaran anak bisa tertunjang.
Perlengkapan seperti seragam, sepatu, dan tas yang merupakan kebutuhan wajib peserta didik bisa terbantu.
Pihaknya berharap, bantuan dari Pemerintah Kabupaten Demak ini bisa mendukung anak yang mengalami keterbatasan ekonomi khususnya dilihat dari sisi pendidikan.
Selain itu, ia mengharapkan agar sekolah-sekolah bisa memfasilitasi dengan baik peserta didiknya sehingga tidak ada lagi kasus anak putus sekolah karena keterbatasan biaya.