Jokowi Minta Evaluasi PTM di DKI, Jawa Barat dan Banten

photo author
- Selasa, 1 Februari 2022 | 21:19 WIB
Presiden Joko Widodo minta evaluasi PTM di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten. (BPMI)
Presiden Joko Widodo minta evaluasi PTM di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten. (BPMI)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM – Tinggi nya kasus Covid-19 di DKI Jakarta, Jawa Barat dan juga Banten, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta untuk melakukan evaluasi PTM atau pembelajaran tatap muka.

Evaluasi PTM itu diinstruksikan Presiden Jokowi menyusul tingginya kasus Covid-19 di Provinsi tersebut.

Jokowi meminta evaluasi PTM segera dilakukan.

Baca Juga: Antisipasi Virus Omicron saat Momen Libur Imlek, Koramil Gringsing Bagikan Masker Gratis di Pantai Jodoh

“Saya juga minta adanya evaluasi untuk pembelajaran tatap muka, utamanya di Jawa Barat, di DKI Jakarta, dan di Banten,” kata Jokowi dikutip dari republika.co.id.

Dalam arahannya, Jokowi juga mengingatkan jajarannya agar meningkatkan kehati-hatian menghadapi kenaikan kasus saat ini.

Ia menyebut, kasus aktif saat ini mengalami kenaikan hingga 910 persen, dari sebelumnya 6.108 kasus pada 9 Januari 2022 menjadi 61.718 kasus pada 30 Januari.

Sementara, penambahan kasus baru mengalami kenaikan 2.248 persen, dari 529 kasus pada 9 Januari menjadi 12.422 kasus pada 30 Januari. “Sekali lagi, hati-hati kita dalam menyikapi ini,” tambahnya.

Baca Juga: HASIL IBL 2022: Racikan Kartika Siti Aminah Bawa DNA Bima Perkasa Kalahkan Klub Raffi Ahmad RANS PIK

Meskipun lonjakan kasus aktif ini tak diikuti dengan lonjakan angka kematian, Jokowi menegaskan kepada jajarannya agar tetap mewaspadai kondisi Covid-19 saat ini. Karena itu, Presiden meminta agar penanganan terhadap kasus varian Omicron dilakukan secara berbeda dibandingkan varian lainnya.

“Melihat karakteristik dari Omicron, menurut saya, kita harus menggunakan pendekatan penanganan yang berbeda,” ujarnya.

Baca Juga: Meutya Hafid Positif Covid-19 beserta 5 Anggotanya, Komisi I DPR RI Tak Agendakan Rapat

Ia ingin agar dalam jangka pendek, dilakukan penguatan di sisi hilir melalui sosialisasi dan edukasi secara masif. Masyarakat yang positif tanpa gejala, kata dia, diminta agar melakukan karantina mandiri dengan berkonsultasi ke dokter secara mandiri di berbagai fasilitas kesehatan dan juga telemedicine yang disiapkan.

“Dan kemudian stok obat-obatan yang ada di apotek-apotek ini betul-betul harus dikontrol keberadaannya,” ungkapnya.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iswara Bagus

Sumber: republika.co.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X