Aku meminta dengan tulus, supaya kalian menghargai keputusanku, tidak perlu memperjuangkan hidupku, dan menghormatiku pergi dengan damai.
Aku tidak memilih (diselamatkan) saat melewati masa kritis.
"Setelah nulis itu, rasanya damai. Itu ketika depresi banget, ngerasa hidup tuh sakit aja. Kalau dikasih rezeki kematian sama Allah, kematian itu rezeki yang aku tunggu-tunggu," kata Marshanda dalam podcast DI YouTube Uya Kuya TV, Minggu 29 Mei 2022.
"Dan itu akan memberikanku jalan keluar dari hidup yang judulnya sakit setiap hari," ujarnya.
Surat itu, kata dia, dikirimkan melalui email kepada adiknya. Saat di titik terendah itu, Marshanda berharap ada hal yang menimpanya, seperti diberi penyakit dan bisa meninggal.
Marshanda menyadari hal itu dinilai egois bagi orang yang mengetahuinya. Namun, bagi Marshanda, hal itu bisa saja terpikirkan lantaran kesehatan mentalnya tak lagi memiliki kekuatan untuk menerima kehidupannya.
Saat dikulik, surat tersebut ditulis dua tahun terakhir, saat masa Covid-19 masih berlangsung.
Baca Juga: Spoiler One Piece 1051, Terkonfirmasi Luffy vs Kaido Berakhir, Bagaimana Masa Depan Wano?
Meski terpikirkan soal kematian, Marshanda mengakui keluarga dan lingkungannya terus mendukungnya untuk terus hidup. Ia mengaku tak segan menelfon psikiaternya untuk menaikkan dosis obat yang dikonsumsi saat mengalami gangguan bipolar. ***
BACA BERITA AYOSEMARANG SELENGKAPNYA DI GOOGLE NEWS
