AYOSEMARANG.COM -- Masak bersama dan makan bersama menjadi tradisi wajib bagi santri Pondok Yajri Magelang saat Hari Raya Idul Adha.
Acara ini diikuti ratusan santri pada Senin (11/7/22) di halaman pesantren. Mereka hadir dalam mengisi liburan setelah Penilaian Akhir Tahun (PAT).
Dalam kegiatan ini, seluruh santri Yajri dibagi menjadi 35 kelompok sesuai dengan kelas sekolah, terdiri dari 19 kelompok Madrasah Tsanawiyah dan 16 kelompok tingkat SMA.
Baca Juga: Tiket Masuk Tol Kahyangan Sawangan Magelang, Pemandangan Indah Gunung Merapi Merbabu
Masak bersama dan makan bersama ini merupakan tradisi setiap tahun di Pondok Yajri pada tanggal 11 Dzulhijjah.
"Tradisi masak dan makan bersama ini dilaksanakan setiap 11 Dzulhijah dan sudah ada sejak 9 tahun yang lalu, dulu daging kurban hanya dimasak santri putri saja," kata Hasan ketua panitia.
Tradisi ini bertujuan agar santri memiliki kemampuan dalam mengolah daging kurban selain sebagai sarana pendidikan.
Baca Juga: 3 Rekomendasi Kampus dengan Mahasiswa Terbanyak di Magelang
Sarana pendidikan dimaksud untuk meneladani kisah Nabi Ibrahim yang diperintah oleh Allah SWT untuk berkurban, berhubung tidak semua santri bisa berkurban maka diadakan tradisi masak dan makan bersama ini.
"Kegiatan ini sebagai sarana pendidikan dan santri diajarkan mengolah dan memasak daging kurban didampingi wali kelas," lanjut Hasan.
Adapun hasil olahan daging kurban oleh santri antara lain tongseng, sate, rendang, gulai, sop balungan dan lain sebagainya.
Baca Juga: Telaga Bleder, Objek Wisata yang Cocok untuk Bersantai Bersama Keluarga
Kegiatan masak bersama ini diakhiri dengan makan bersama olahan daging kurban di sekitar halaman pesantren. (Muhammad Nurul Huda / Magang Ayosemarang).