AYOSEMARANG.COM-- 1 Muharram merupakan bulan pertama dalam sistem kalender Islam.
Namun, bagi orang Jawa penyebutan Muharram ini lebih dikenal dengan bulan suro atau sura bisa juga disebut Asyura.
Dengan kata lain Muharram dan Suro adalah nama bulan pertama dalam kalender tahunan Islam dan Jawa.
Maka itu, untuk menyemarakkan pergantian tahun dalam sistem kalender Jawa dan Islam tersebut, biasanya sebagian besar masyarakat Indonesia melakukan sesuatu kegiatan rutin atau ritual yang sakral.
Tak hanya itu, bahkan ada pula beberapa sajian khas yang disajikan pada bulan Muharram atau suro ini.
Baca Juga: Terciduk! Jefri Nichol Ikut Ritual Malam 1 Suro, Netizen Salfok Dengan Gandengannya, Siapakah dia?
Saat Muharram tiba biasanya masyarakat Indonesia menyajikan bubur Asyura atau bubur suro yang menjadikan ciri khas dalam bulan tersebut.
Varian rasa serta tampilan dari bubur Asyura atau bubur suro tentunya berbeda pada setiap masing-masing daerah, melansir dari PikiranRakyat.com.
Mengingat, bahan yang di pakai untuk pembuatan dari bubur Asyura atau bubur suro ini juga beraneka ragam.
Daerah Cirebon, Jawa Barat misalnya, bahan dari bubur Asyura menggunakan bahan beras, lalu santan kelapa, dan juga gula aren sebagai pewarna alami bubur tersebut.
Adapun warna dari bubur asyura identik dengan warna merah dan putih yang merupakan syarat akan nilai keagamaan dan kebangsaan serta lambang ketekadan dan budi luhur dari umat Islam sejak dulu.
Bahkan pembuatan dari bubur Asyura atau bubur suro biasanya pemasakannya dilakukan secara gotong royong, jadi tidak heran jika tradisi tersebut sampai saat ini masih dilestarikan, sebab dengan sikap kegotong royongan tersebut bisa menjalin silaturrahim antar warga.