AYOSEMARANG.COM -- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang menyatakan bahwa poligami merupakan salah satu cara untuk mencegah penularan HIV-AIDS banyak dikecam.
Salah satunya adalah di media sosial Twitter, di mana banyak penggunanya yang mengecam pernyataan Wagub Jabar mengenai poligami merupakan salah satu cara untuk mencegah penularan HIV-AIDS.
Pernyataan Wagub Jabar tersebut dianggap tidak logis karena tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa poligami bisa mencegah penularan HIV-AIDS.
Baca Juga: Ternyata Ini Sumber Kekayaan Marshel Widianto Hingga Berani Kode-Kode Akan Nikahi Celine Evangelista
"Sejak kapan HIV bisa dicegah dengan menambah pasangan alias poligami? Sejak dulu HIV bisa dicegah ya salah satunya dengan MEMBATASI jumlah pasangan alias ya udah SETIA aja sama satu, ga perlu nambah2," tulis pengguna Twitter @afr***.
Pengguna Twitter lain berpendapat bahwa solusi pencegahan penularan HIV-AIDS yang dikatakan oleh Wagub Jabar ini hanya membahagiakan kaum pria saja.
"Solusi Pak Wagub Jabar buat cegah HIV ini bener2 membahagiakan bapack2 yg hobi kowan-kawin.. Gak gini juga donk Pak..solusinya.," tulis @NyaiB***.
Baca Juga: Peringati Seratus Tahun PSHT Ranting Wonotunggal Bagikan Ratusan Botol Minyak Goreng
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung membeberkan fakta bahwa dari 5.943 kasus positif HIV di Bandung selama periode 1991-2021, 11 persen diantaranya adalah Ibu Rumah Tangga (IRT).
Merespon hal itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menuturkan menikah dan poligami bisa menjadi salah satu solusi untuk mencegah penularan HIV AIDS.
Menurutnya, solusi tersebut khususnya untuk kalangan remaja dan para suami yang suka "jajan" sembarangan.
"Menikah merupakan ibadah yang menjadi salah satu Sunnah Rasulullah SAW. Setiap ibadah pasti punya nilai kebaikan bagi yang menjalankannya," kata Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 30 Agustus 2022 yang dikutip dari SuaraJabar.
Baca Juga: VIDEO FULL Klarifikasi YouTuber Zavilda TV, Ngaku Salah?
Menurut dia, di samping harus ada pemahaman tentang bahaya HIV/AIDS, pendidikan seks terhadap masyarakat, penyuluhan dari pemerintah tentang HIV/AIDS, dan masyarakat juga harus mempunyai keberanian untuk bersikap.
