AYOSEMARANG.COM -- Dunia persepakbolaan Indoensia masih berduka terkait tragedi Kanjuruhan yang terjadi Sabut lalu (01/10/2022).
Kekalahan sang tuan rumah Areman Fc atas lawannya Persebaya dengan skor 2-3 memacu kemarahan pendukunya Aremania.
Berawal dari hal tersebutlah tragedi Kanjuruhan terjadi hingga memakan ratusan Aremania menjadi korban luka-luka hingga meninggal dunia.
Ironisnya gas air mata yang ditembakkan polisi di dalam stadion Kanjruhan jadi pemantik kegentingan penonton di tribun 14 hingga membuat mereka berhamburan keluar menuju pintu keluar 13 yang terkunci rapat.
Kesaksian tersebut juga diungkapkan seorang saksi mata dimana ia juga merupakan Aremania yang ikut merasakan kegentingan tragedi Kanjuruhan.
Baca Juga: Terjatuh, Saling Tindih! Pria Ini Ungkap Kronologi Sebab Utama Kegentingan di Tragedi Kanjuruhan
Sanksi mata kengerian tragedi Kanjuruhan di gate 13
Kopi hitam pesanannya belum lagi habis diseruput, ketika Eko Arianto mendengar suara menggelegar dari dalam Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu 1 Oktober 2022.
“Tar… taarr…taaarrr….”
Malam belum begitu larut, tapi untuk ukuran pertandingan sepakbola di Indonesia, pukul sepuluh malam sudahlah hilir, melansir dari Suara.com.
Eko yang berada di luar stadion mendengar suara menggelegar yang ia tahu berasal dari senapan gas air mata digunakan polisi jikalau antarsuporter terlibat bentrok.
Namun seketika ia bimbang, karena pada saat itu hanya Aremania yang menonton di dalam stadion, pasalnya suporter Persebaya tidak diperbolehkan hadir langsung.