Eko juga mengungkapkan sebenarnya ia sudah membeli tiket untuk menonton di dalam stadion, namun malam itu, ia memutuskan tidak melihat langsung di tribun, melainkan minum kopi di warung dekat gerbang nomor 10 stadion.
Rasa penasarannya pun bertambah, seketika dari pintu dekat warung kopi terdengar suara jeritan orang-orang meminta pertolongan dengan keras.
Eko pun kala itu bergegas mendekat ke pintu tribun 10, betapa kagetnya ia melihat sosok pertama yang tertangkap matanya adalah seorang perempuan lemas.
Di tengah-tengah jeritan minta tolong tersebut, perempuan yang lemas itu jatuh pingsan.
“Mas… mas, tolong mas, kami tidak bisa keluar,” teriak seseorang dari dalam gerbang.
“Ada gas air mata,” teriak yang lain.
Tak hanya Eko, kala itu terlihat pula sejumlah Aremania bergegas menolong orang-orang yang terjebak tak bisa keluar dari pintu nomor sepuluh.
Lega karena sudah ada yang memberi bantuan, Eko mengajak teman-temannya yang lain memeriksa kondisi pintu lainnya.
Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Ini Pernyataan Tegas Presiden Joko Widodo
Setibanya di pintu 13, Eko semakin terkaget lagi dihadapkan dengan pemandangan mengerikan.
Perempuan, lelaki, bahkan anak-anak yang kesemuanya Aremania berdesak-desakan terperangkap di Gate 13 itu.
Ironisnya pintu keluar terkunci rapat-rapat, bahkan kegentingan semakin merajai tatkala dari arah lapangan, masih terdengar suara tembakan gas air mata yang ditujukan ke arah mereka.
Sempat terdengar ada pula yang menyuruh mereka kembali ke arah tribun penonton, agar tak berdesak-desakan di depan gate 13 itu.
Kegentingan semakain mencekam, disisi lain polisi juga menembakkan gas air mata ke tribun dan mereka terjebak.