"Bapak FS bertanya 'Berani tidak tembak Yosua?', kemudian saya (Bripka RR) jawab 'Saya tidak berani, Pak karena saya tidak kuat mentalnya'," lanjutnya.
Baca Juga: Skenario Licik Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J di Rumah Dinas Dibongkar Kamaruddin Simanjuntak
Kemudian Sambo memerintahkan RR untuk memanggil Bharada E.
Setelah pertemuan tersebut para tersangka menuju rumah dinas Duren Tiga.
Sesampainya disana, Kuat Ma'ruf alias Om Kuat pun memanggil Brigadir J yang tengah berada di taman samping.
Setelag itu, Kuat Maruf dan Brigadir J diikuti Bripka RR menuju ruang tengah rumah dinas yang ternyata sudah ada Ferdy Sambo dan Bharada E.
"Kemudian Bripka Ricky hanya ingat mendengar Bapak FS mengucapkan 'Jongkok!', tetapi Yosua tidak mau dan mundur sambil mengangkat kedua tangan di depan dada sambil berkata 'Eh ada apa ini?'," uajr Erman.
Tak lama, Bharada E langsung menembak ke arah dada Brigadir J hingga tersungkur di dekat tangga.
Bripka RR sempat berjalan ke arah dapur lantaran mendengar Brigadir Romer memanggil lewat HT.
Namun, saat itu ia tidak menemukan siapapun sehingga kemudian kembali ke ruang tengah.
Ketika kembali, Bripka RR sudah melihat Ferdy Sambo dalam kondisi terguncang dan menangis.
Itulah penjelasan terkait Putri Candrawathi mengaku dipaksa Ferdy sambo untuk berbohong soal pelecehan seksual Brigadir J di rumah dinas Duren Tiga melainkan di Magelang.