Sementara Bripka RR ada di garasi yang disebut JPU sedang memantau Brigadir J yang ketika itu ada di taman. Lalu, Putri Candrawathi di kamar.
Lantaran Kuat di ruang dekat TKP, Ferdy Sambo meminta pembantunya itu untuk memanggil Bripka Ricky Rizal dan Brigadir J.
Kuat langsung sigap ke arah garasi untuk memanggil Bripka Ricky Rizal dan Brigadir J.
Bukanya menghindar, lagi-lagi Kuat malah ikut masuk ke lokasi bahkan ikut dalam pertemuan Ferdy Sambo, Bripka RR, Bharada E.
Baca Juga: Lesti Kejora Dianggap Mandang Fisik Rizky Billar, Ini Nasihat Bijak dari Sule
Saat detik-detik sebelum Brigadir J dieksekusi mati, Kuat tetap menyiapkan pisau di dalam tasnya.
Padahal, Ferdy Sambo hanya memerintahkan Bripka RR untuk menyiapkan senjata dan siap mengeksekusi andai Brigadir J melawan.
Namun, ucapan Kuat Maruf yang diungkap JPU sangat mengiris hati.
Tanpa ada perintah dari Ferdy Sambo, Kuat mengatakan pisau yang dibawanya akan digunakan untuk menusuk Brigadir J apabila ada perlawanan.
"Saat itu (Brigadir J dieksekusi), saksi Kuat Ma'ruf masih membawa pisau di dalam tas selempangnya, untuk berjaga-jaga apabila terjadi perlawanan dari korban Brigadir J," kata jaksa.
Itulah nafsu membunuh dari Kuat Maruf yang dipaparkan oleh JPU, sampai rela lakukan hal-hal yang sebenarnya tidak diperintahkan oleh Ferdy Sambo.***