SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Hama adalah musuh utama para petani, karena hama akan menurunkan produksi tanaman pangan, hama Tikus menjadi salah satunya. Bagi negara agraris seperti Indonesia hama menjadi fokus utama yang harus dipikirkan untuk penanggulangannya.
Serangan hama tikus pada tanaman di sawah menjadi masalah terbesar bagi petani, karena dalam aksinya hewan pengerat tersebut bergerak menyerang dengan senyap.
Sehingga tanaman di sawah rusak secara perlahan tanpa terdeteksi, hal ini disebabkan tikus menyerang dari dalam tanah dengan sasaran akar pohon.
Baca Juga: Menjinakkan Burung Perkutut Hasil Tangkapan Hutan Ternyata Mudah, Begini Caranya
Untuk mengendalikan hama tikus biasanya petani akan menerapkan prinsip-prinsip Pengendalian Hama Terpadu, yang diperlukan ketepatan dalam pelaksanaannya. salah satunya adalah dengan pemanfaatan musuh alami hama tikus itu sendiri.
Hal yang efektif untuk bisa dilakukan selama masa tanam, perawatan, hingga masa panen, adalah dengan memanfaatkan musuh alami atau predator dari hama tikus itu sendiri dalam hal ini adalah burung hantu.
Saat mendengar nama burung hantu mungkin bagi orang yang paranoid bulu kuduknya akan berdiri. Dia masuk dalam spesies burung karnivora mereka akan aktif pada malam hari.
Baca Juga: Mengenal 6 Jenis Perkutut Katuranggan, Burung Klasik yang Penuh dengan Mitos
Burung hantu merupakan burung pemburu yang handal, sehingga dapat menjadi predator alami yang efektif untuk mengendalikan hama tikus.
Dalam satu hari, seekor burung hantu mampu menyerang dan membunuh 3-7 ekor tikus, daya jelajah yang dimiliki sekitar 12 hektar. Dengan kemampuan menyerang dan daya jelajahnya yang cukup luas ini diharapkan mampu mengusir hama tikus secara efektif.
Dengan pertimbangan ini dirasa perlu agar petani dapat memanfaatkan burung hantu sebagai predator pengendali hama tikus.
Baca Juga: Diyakini Bawa Rezeki, Begini 4 Ciri Burung Perkutut Katuranggan
Berdasarkan hal diatas dirasa perlu untuk mengembangkan dan meningkatkan konservasi burung hantu. Misalnya, dengan menyiapkan rumah mereka di lahan-lahan persawahan, serta menangkarkan di sekitar lahan pertanian.
Penangkaran burung hantu mungkin memang bernilai ekonomi yang rendah, tetapi tinggi manfaatnya bagi para petani, karena mereka bisa menjadi sahabat serta menguatkan mata rantai ekosistem di alam ini.***