AYOSEMARANG.COM – Fenomena pertumbuhan awan Cumulonimbus membuat masyarakat Indonesia seperti Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, hingga Sulawesi tidak bisa pergi liburan di akhir tahun karena adanya cuaca buruk.
Masalah cuaca buruk di akhir tahun ini datangnya dari awan Cumulonimbus yang sudah sejak pertengahan bulan Desember membuat wilayah Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, hingga Sulawesi mengalami hujan berkepanjangan.
Lantas apa yang dimaksud awan Cumulonimbus yang berhasil mendatangkan cuaca buruk di akhir tahun di nyaris seluruh wilayah Indonesia seperti Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, hingga Sulawesi?
Baca Juga: Akhir Tahun Suram, Hati-Hati Awan Cumulonimbus Hantam Seluruh Jawa dan Beberapa Wilayah di Indonesia
Awan Cumulonimbus atau juga disingkat dengan Cb merupakan sebuah awan vertikal menjulang alias keluarga D2.
Bentuknya sangat tinggi, padat, serta terlibat untuk fenomena badai petir dan beberapa cuaca dingin.
Cumulonimbus sendiri secara terminologi berasal dari Bahasa Latin:
- ‘cumulus’ artinya adalah terakumulasi.
- Serta ‘nimbus’ yang artinya hujan.
Baca Juga: Rekrutmen CPNS 2023 Pasti Dibuka, Ini Posisi yang Jadi Prioritas Pemerintah, Bukan Guru dan Nakes?
Awan ini sendiri dalam proses pembentukannya adalah hasil atas atmosfer yang tidak stabil.
Beberapa awan ini kemudian terbentuk secara sendiri, berkelompok, maupun di sepanjang front dingin di garis squall.
Dampak dari kehadiran awan Cumulonimbus adalah menciptakan petir melalui jantung awan.
Proses terbentuknya awan Cumulonimbus yaitu melalui awan cumulus khususnya dari kumulus kongestus.