AYOSEMARANG.COM - Amerika Serikat (AS) berpandangan bahwa sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, Yevgeny Prigozhin, pendiri Wagner Group tertarik untuk mengambil alih garam dan gipsum dari tambang di dekat Kota Bakhmut yang dikuasai Ukraina, kata seorang pejabat Gedung Putih.
Ada indikasi bahwa motif moneter mendorong "obsesi" Rusia dan Prigozhin dengan Bakhmut, kata pejabat itu kepada pada Kamis, 5 Januari 2023.
AS sebelumnya menuduh tentara bayaran Rusia mengeksploitasi sumber daya alam di Republik Afrika Tengah (CAR), Mali, Sudan, dan tempat lain untuk membantu mendanai perang Moskow di Ukraina, tuduhan yang ditolak Rusia sebagai "kemarahan anti-Rusia".
Baca Juga: AS dan Jerman Setuju Kirim Kendaraan Tempur Infanteri ke Ukraina
Dari pasukan Wagner yang terdiri dari hampir 50.000 tentara bayaran, lebih dari 4.100 tewas dan 10.000 lainnya terluka di Ukraina.
Dari mereka, lebih dari 1.000 orang tewas antara akhir November dan awal Desember di dekat Bakhmut, kata pejabat itu.
Institut Studi Perang (ISW) mengatakan pada hari Kamis bahwa Wagner kemungkinan membutuhkan pasukan baru karena kerugian besar di Ukraina, terutama mantan tahanan yang dibebaskan dari penjara di Rusia dan setuju untuk bertarung.
Prigozhin, yang telah diberi sanksi oleh negara-negara Barat atas perannya di Wagner, ditampilkan mengucapkan selamat tinggal pada Kamis kepada mantan narapidana yang telah menyelesaikan kontrak mereka di Ukraina dan mendesak mereka untuk menghindari godaan untuk membunuh ketika kembali ke kehidupan sipil.
"Kepala Wagner kemungkinan terlibat dalam mempublikasikan pengampunan yang seharusnya untuk menambah kampanye perekrutan Wagner di penjara Rusia," kata ISW sebagaimana dikutip Al Jazeera.
"Dia juga meyakinkan 80 persen personel Wagner yang dikerahkan di Ukraina yang telah dijanjikan beberapa jenis imbalan atas partisipasi mereka dalam perang."
"Prigozhin semakin menekankan posisinya di komunitas pro-perang ultra-nasionalis Rusia pada kemampuan Grup Wagner untuk merebut wilayah dan, khususnya, pada serangannya terhadap Bakhmut," tambah institut tersebut.
Prigozhin kemungkinan besar bermaksud untuk lebih memotivasi personel Wagner dan membentuk pasukan paramiliter baru dalam upaya untuk menguasai Bakhmut.
Gedung Putih mengatakan akhir bulan lalu bahwa Wagner menerima kiriman senjata dari Korea Utara untuk membantu memperkuat pasukan Rusia di Ukraina, sebuah tanda peran grup yang semakin meluas dalam konflik tersebut.
Baca Juga: Jurnalis Prancis Tewas Ditembak Tentara Rusia saat Meliput di Ukraina