Pada area bangsal Masjid Besar ini nantinya gamelan Sekaten akan dibunyikan pada waktu siang dan malam hari.
Sekeliling bangsal tempat dimainkannya gamelan sudah berhias janur warna kuning gading yang menjuntai
Pertama akan dimainkan gamelan Kiai Guntur Madu pada pukul 14.00 WIB kemudian dilanjutkan dengan gamelan Kiai Guntur Sari.
Saat memasuki waktu Shalat dan hari Jumat maka gamelan akan berhenti berbunyi.
Selanjutnya, ada kegiatan bersama-sama untuk mendengarkan riwayat kelahiran Nabi Muhammad SAW biasanya dilaksanakan 11 Rabi’ul Awal pukul 20.00 - 23.00 WIB.
Tahapan terakhir dari upacara Sekaten ini adalah pengembalian gamelan sekaten dari halaman Masjid Besar ke kraton. Ketika gamelan sekaten sudah dikembalikan itu artinya upacara Sekaten telah selesai.
Tahapan ini akan dilaksanakan pada tanggal 11 Rabi’ul Awal pukul 23.00.
Adapun dalam pelaksanaan sekaten ini, ada beberapa pantangan yang harus dilaksanakan oleh abdi dalem yang membunyikan gamelan, sebagai berikut.
- Abdi dalem yang bertugas membunyikan gamelan pusaka tidak diperbolehkan melakukan perbuatan tercela
- Abdi dalem tidak boleh melangkahi gamelan pusaka
- Abdi dalem yang membunyikan gamelan pusaka harus menyucikan diri terlebih dahulu dengan berpuasa atau mandi jamas.
- Abdi dalem Niyaga atau yang membunyikan gamelan pusaka tidak boleh memainkan gamelan pusaka pada malam Jum'at atau Jum'at siang sebelum wakti Shalat Dhuhur.
Rangkaian upacara Sekaten di Kota Solo ini biasanya juga diikuti dengan Perayaan Garebeg Mulud pada tanggal 12 Rabi'ul Awal.
Perayaan Garebeg Mulud ini ada tiga tahapan, antara lain upacara Gladhi Resik yang dilaksakan pada tanggal 1 - 8 bulan Mulud, Tumplak Wajik serta Grebeg Mulud atau Miyosipun Hajad Dalem.