Upacara Sekaten biasanya diselenggarakan setiap tanggal 5 sampai 11 Rabi’ul Awal atau dalam kalender Jawa juga kerap disebut dengan bulan Mulud.
Sedangkan untuk penutup, upacara yang biasanya dilakukan di Keraton Kasunanan Surakarta ini dilakukan pada tanggal 12 Rabi’ul Awal.
Sebagai tanda penutupan Tradisi sekaten biasanya ada upacara Garebeg Mulud.
Pada hakikatnya dahulu, tujuan utama dari upacara Sekaten adalah sebagai sarana penyebaran agama Islam khususnya di Pulau Jawa oleh para Wali.
Ada sembilan Wali sebagai penyebar agama Islam, antara lain Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati, Sunan Muria, Syekh Maulana Maghribi, dan Syekh Siti Jenar.
Lalu apa sajakah tahapan upacara Sekaten di Solo?
Upacara Sekaten ini dimulai dengan pembunyian Gamelan oleh abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta sebagai pertanda upacara Sekaten sudah dimulai.
Gamelan Sekaten akan dibunyikan pada tanggal 5 Rabi’ul Awal mulai pukul 16.00 sampai sekitar jam 23.00 waktu setempat.
Baca Juga: Tempat Wisata di Salatiga Terkini 10 Km dari Pusat Kota, Konon Dulunya Tempat Persembunyian
Setelah itu dilakukan pemindahan gamelan ke pangonan di area halaman Masjid Besar Solo yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 Rabi’ul awal yang dimulai pada pukul 23.00 waktu setempat.
Gamelan pusaka yang akan dikeluarkan dari Keraton Kasunanan Surakarta adalah Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari.
Gamelan Kiai Guntur Madu ditempatkan di bangsal Masjid Agung sebelah selatan (Pradonggo).
Gamelan Kiai Guntur Sari ditempatkan di bangsal utara Masjid Agung Solo (Pragonggo).
Baca Juga: Wisata Air Terjun di Semarang 68 km dari Stasiun Tawang View Megah, HTM Murah Meriah