Keberadaan Kawah Sikidang dengan segala keunikannya membawa berkah bagi masyarakat sekitar. Semakin banyaknya pengunjung semakin banyak lapangan kerja yang muncul. Penduduk sekitar bisa berjualan makanan dan minuman untuk wisatawan.
Biasanya penduduk menjual makanan khas Dieng atau berbahan dasar hasil pertanian utama Dieng, yaitu kentang, selain itu juga olahan buah carica yang hanya tumbuh di daerah Wonosobo dan sekitarnya.
Baca Juga: Menikmati Lima Gunung hingga Danau Rawa Pening dari Goa Rong View di Tuntang Semarang
Wisatawan biasanya juga bisa mnemukan pedagang telur rebus kawah. Masyarakat setempat akan menjual telur mentah, kemudian direbus di sebuah kawah kecil yang airnya mendidih. Bahkan kita juga bisa langsung merebus sendiri telur di kawah kecil tersebut, dalam 5 menit akan langsung matang.
Selain makanan, ada juga masyarakat yang menjual belerang yang telah ditumbuk sebagai oleh-oleh seharga 10 ribu sapai 20 ribu per bungkus.
Jika beruntung saat berwisata ke Kawah Sikidang, kita juga dapat bertemu dengan anak-anak asli Dieng yang berambut gimbal.
Keberadaan anak-anak gimbal ini berkaitan dengan legenda Kawah Sikidang. Pada saat Dieng Culture Festival anak-anak ini akan mengikuti ritual pemotongan rambut dan ruwatan.
Turun dari Dieng, kita bisa segera menuju ke Candi Arjuna dan Telaga Warna yang memang tidak jauh dari lokasi Kawah Sikidang Dieng.
Beberapa makanan khas yang mungkin bisa menjadi pilihan untuk mengurangi hawa dingin yang menusuk tulang adalah tempe kemul (semacam tempe mendoan), dan juga mie ongklok yang nikmat dengan sate sapinya. Semua dibanderol dengan harga sangat terjangkau.
Nah kurang apalagi, segera jadikan Kawah Sikidang Dieng agenda libur akhir pekan Anda! ***