Jamu Coro, Minuman Tradisional Peninggalan Raja-Raja Demak Dipercaya Banyak Khasiat

- Rabu, 2 November 2022 | 17:29 WIB
Jamu Coro, minuman khas Demak Jawa Tengah. (instagram.com/bjc_demak)
Jamu Coro, minuman khas Demak Jawa Tengah. (instagram.com/bjc_demak)

SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Menyebutkan kata Demak tentu yang terlintas di pikiran kalian adalah bayangan akan wisata religinya.

Tak dapat dipungkiri, Demak memang terkenal dengan wisata religi, salah satunya yang paling dikenal oleh masyarakat luar ialah Masjid Agung Demak.

Ribuan orang biasanya berdatangan untuk melihat kemegahan dari masjid yang terletak di Jawa Tengah tersebut.

Baca Juga: 4 Kuliner Khas Jawa Tengah yang Punya Nama Unik dan Nyeleneh, Salah Satunya Ndas Borok Khas Temanggung

Selain religi, Demak ternyata juga memiliki sejumlah kuliner khas peninggalan masa lampau yang hingga kini masih dipertahankan oleh masyarakatnya.

Sebut saja jamu coro. Jamu coro merupakan minuman tradisional yang terbuat dari tepung dipadukan dengan rempah-rempah khas nusantara seperti jahe, serai, kayu manis, serta dilengkapi dengan santan kelapa dan gula merah. Oleh karena itu, rasanya sedikit pedas dan manis.

Minuman jamu coro dipercaya telah ada sejak zaman Kasultanan Bintoro dan menjadi peninggalan dari Raden Patah.

Pada zaman dahulu jamu coro lebih dikenal dengan wedang blung karena bunyinya saat diambil dari wadahnya yang berbunyi blung.

Baca Juga: Inilah Salah Satu Destinasi Wisata di Jateng: Curug Muncar, Surga Tersembunyi di Kota Purworejo

Minuman ini biasanya disajikan dalam pertemuan maupun acara keraton Demak Bintoro. Hingga kini, minuman tersebut lebih banyak diproduksi di Desa Rejosari, Kecamatan Karang Tengah, Demak, Jawa Tengah.

Keunikan dari jamu coro sendiri sebenarnya terletak pada wadah yang digunakan. Wadahnya tersebut berupa gentong kecil yang berasal dari tanah liat.

Gentong kemudian ditutup dengan segumpal kain yang dibungkus plastik. Penggunaan gentong dari tanah liat tersebut dipercaya agar rasanya masih tetap terjaga.

Seperti para penjual jamu gendong, pada zaman dahulu jamu coro juga dijajakan dengan cara yang sama. Namun, kini beberapa penjual jamu coro rupanya sudah banyak yang menggunakan gerobak pedagang kaki lima, motor, dan sebagainya.

Baca Juga: Serba-Serbi Sate! Ini 5 Jenis Sate Khas Jawa Tengah, Nomor 5 Ternyata dari Daging Persilangan Dua Hewan

Halaman:

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Air Terjun Kedung Maor, Niagara Mini di Bojonegoro

Sabtu, 11 Maret 2023 | 07:03 WIB
X