AYOSEMARANG.COM -- Membeli motor baru tentu menjadi momen yang menyenangkan. Banyak orang tidak sabar ingin langsung mencoba performanya di jalan. Di balik antusiasme tersebut, ada tahap penting yang sering diabaikan, yaitu inreyen.
Meski terlihat sepele, masa inreyen justru sangat menentukan bagaimana kualitas mesin dalam jangka panjang. Jika proses ini dilakukan dengan benar, motor dapat bekerja lebih halus, lebih irit, dan lebih tahan lama. Sebaliknya, jika salah langkah, berbagai komponen mesin bisa cepat aus meski motor masih berusia sangat muda.
Karena itu, memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat inreyen adalah langkah dasar yang perlu diperhatikan setiap pemilik motor baru. Sebelum membahas kesalahan umum yang sering dilakukan, penting untuk mengetahui lebih dulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan inreyen.
Baca Juga: Tempat Wisata Edukasi di Semarang yang Seru dan Cocok untuk Anak
Apa Itu Inreyen Motor?
Inreyen adalah masa penyesuaian awal pada motor baru, di mana seluruh komponen mesin, transmisi, dan sistem penggerak saling beradaptasi agar bekerja secara optimal. Pada periode ini, permukaan komponen seperti piston, ring piston, dinding silinder, hingga gear transmisi masih dalam kondisi presisi pabrik namun belum sepenuhnya saling “menyatu”.
Dengan pemakaian yang bertahap dan terkontrol, komponen-komponen tersebut akan membentuk pola gesekan yang stabil sehingga motor dapat berfungsi maksimal dalam jangka panjang. Umumnya, inreyen dilakukan hingga beberapa ratus hingga seribu kilometer pertama, tergantung rekomendasi pabrikan.
Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Inreyen Motor Baru
1. Menggeber Gas Terlalu Keras
Kesalahan paling umum adalah langsung memaksimalkan gas untuk merasakan tenaga motor. Padahal, komponen mesin yang masih baru belum siap menerima beban tinggi. Memaksa putaran mesin terlalu tinggi dapat membuat gesekan antar komponen tidak merata dan mempercepat keausan.
2. Berkendara dengan Kecepatan Konstan Terlalu Lama
Pada masa inreyen, kecepatan sebaiknya tidak dipatok pada angka yang sama dalam waktu panjang. Mesin memerlukan variasi putaran agar mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi kerja. Jika kecepatan hanya stabil di satu titik, proses penyesuaian komponen tidak berjalan sempurna.
Baca Juga: Prediksi UMK Temanggung 2026 Paling Realistis Berdasarkan Tren dan Tuntutan Buruh
3. Membiarkan Mesin Idle Lama Saat Pemanasan
Banyak orang beranggapan bahwa membiarkan mesin menyala lama dapat membuat motor lebih siap. Nyatanya, idle dalam durasi panjang tidak memberikan pelumasan optimal pada mesin baru karena putaran masih terlalu rendah. Hal ini bisa menghambat proses adaptasi mesin.
4. Membawa Beban Berlebihan
Mengangkut barang atau penumpang berat di awal penggunaan dapat membuat motor bekerja lebih keras dari kemampuan adaptasinya. Selain mesin, komponen seperti kopling dan transmisi juga mendapat tekanan ekstra sehingga umur pakainya berkurang.
5. Melewatkan Servis Pertama
Servis awal sangat penting karena mekanik akan mengevaluasi apakah ada perubahan celah komponen, kondisi oli, atau hal lain yang perlu disesuaikan setelah masa inreyen. Jika dilewatkan, potensi kerusakan kecil dapat menjadi lebih serius.