AYOSEMARANG.COM -- Disaat kita jatuh tersungkur kita menjadi mengerti mana teman dan mana sahabat.
Saat kita gagal mana yang benar-benar peduli dan mana yang hanya singgah dalam senang.
Saat kita tidak punya apa-apa mendadak kita menjadi orang yang bijak untuk melihat mana yang tulus dan mana yang bulus.
Saat kita sukses-kaya dan sedang berada diatas pada roda kehidupan semua orang akan memuji.
Semua orang akan menyanjung bahkan semua orang akan mengaku sebagai jika di mempunyai peran penting pada kesuksesan Kita.
Namun disaat kita jatuh pujian akan menjadi hinaan dan sanjungan akan menjadi cacian.
Semua orang tidak akan pernah menganggapmu ada saat kegagalan menerpa kita semua akan menjadi gelap.
Kita akan ditinggalkan dan hanya tinggal layaknya ilalang kering di padang tandus.
Tetapi disaat gagal itulah Allah Ta'ala akan menunjukkan siapa yang setia dan siapa yang tidak setia.
Saat gagal itulah kita hanya ada dua pilihan meratapi kegagalan dan membiarkan semuanya hancur.
Atau kita bangkit dan menjadikan kegagalan itu sebagai acuan kita untuk bangkit dan terus berlari mengejar ketertinggalan.
Menangislah sekeras mungkin dan berteriaklah selantang mungkin itu tidak akan menjadi masalah.
Karena tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini yang tidak pernah menangis dan berteriak karena gagal.
Menangis dan berteriak saat gagal bukan karena kita lemah tapi itu hanya sekedar menunjukan bahwa kita hanya manusia biasa yang lemah dan tidak memiliki daya upaya apa-apa.
