netizen

Kategori Mendidik Keblinger

Rabu, 15 Desember 2021 | 16:24 WIB
Usman Roin/Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) Bojonegoro. (dok)

Karena jangan sampai kita menjadi orang tua yang keblinger dalam mendidik. Mohon maaf, lebih sayang binatang peliharaan dari pada anak kita sendiri. Contoh kecil yang penulis lihat, ada keluarga yang suka memelihara aneka burung.

Baca Juga: Sulitnya Mencari Penerus Dalang Wayang Potehi

Sehingga, setiap pagi kala keluarga tersebut bangun, yang dilakukan si bapak pertama kali adalah ngopeni aneka burung yang terdapat di sangkar. Mulai dari membersihkan kotoran, memandikan dengan cara disemprot, hingga menambah makanan dan memanaskan yang dalam bahasa Jawa dinamakan “dede”.

Peristiwa kecil di atas adalah hal keliru yang semestinya tidak perlu kita lakukan. Sudah semestinya dibalik. Anak-anak kita kala bangun tidur diperhatikan dahulu. Bila pipis di tempat tidur dibersihkan dan dimandikan hingga bersih. Kemudian setelah bersih diganti bajunya yang wangi, dan suci, hingga kemudian kebiasaan tersebut berlanjut hingga dewasa.

Atau kalau yang sudah dewasa, membangun dan mengingatkan anak untuk salat wajib atau sunah, merutinkan untuk membaca Al Qur’an serta meneladani untuk membaca buku, adalah hal yang perlu dilakukan.

Hanya saja perilaku keblinger era zaman now tersebut banyak terjadi. Era sekarang, untuk mengingatkan atau mengajak orang lain lewat group WhatsApp (WA) saja mudahnya minta ampun. Masak mengajak anak, istri, serta keluarga untuk religi menjadi berat, beban. Itu tentu kebalikan yang agak menyesatkan.

Jika demikian adanya, sudah saatnya orang tua memperhatikan rumah dan keluarganya masing-masing. Terlebih, menurut Prof. H. Abuddin Nata dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam (2010:166), bahwa rumah adalah salah satu jenis lembaga pendidikan Islam awal. Rumah menjadi urgen keberadaannya, pertama, sebagai pendidikan informal dengan penekanan pada pembinaan watak, karakter, kepribadian, dan keterampilan mengerjakan pekerjaan atau tugas-tugas keseharian yang biasa terjadi di rumah tangga.

Baca Juga: Mencermati Informasi Asumtif

Adapun yang kedua, rumah sebagai pendidikan non formal berkaitan dengan penanaman akidah, bimbingan membaca dan menghafal Al Qur’an, praktik ibadah, dan praktik akhlak mulia.

Dengan demikian, belajar mendidik keluarga kita selama di rumah adalah hal utama. Mulai dari hal-hal terkecil, menyapu, mengepel, mencuci pakaian, memasak agar kelak ketika anak-anak dewasa perilaku tersebut tidak digantikan oleh pembantu. Melainkan

anak-anak kita sudah terlatih karena dilatih sejak dini di rumah. Keberadaan rumah dijadikan sebagai laboratorium terdekat, hingga karakter tersebut turun temuran dan tidak terpenggal di tengah generasi. Jika hal itu sampai terjadi, berarti ada era keblinger dalam mendidik yang tidak kita sadari. Semoga tulisan kecil menjadi renungan bersama!

***

Penulis merupakan Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) Bojonegoro.

 

Halaman:

Tags

Terkini

Perlukah Outsourcing Dihapus?

Kamis, 8 Mei 2025 | 11:28 WIB