BANDUNG, AYOSEMARANG.COM -- Tumpukan sampah terlihat di sejumlah titik di Pasar Gedebage, Kota Bandung pada Rabu 2 November 2022.
Sampah berupa sisa dagangan pasar hingga limbah dari penduduk setempat menumpuk, dan menimbulkan bau yang tak sedap.
Diketahui volume sampah mulai meningkat kembali dua bulan belakangan. Sampah-sampah tersebut bukan hanya berasal dari para pedagang di pasar, tapi juga dari warga sekitar pasar Gedebage seperti Cilengkrang dan Panyileukan.
"Nanti sampah ini dinaikkan ke mobil pengangkut lalu dibuang ke TPA di Cianjur," ujar Nurjan Januari salah seorang warga lokal.
Nurjan mengatakan pengangkutan sampah dengan mobil ini dilakukan setiap hari. Namun walaupun sudah rutin dilakukan pengangkutan tetap saja sampah menumpuk dan menggunung.
"Bahkan sampah-sampah ini bisa menumpuk hingga ujung pasar dan pos satpam," tuturnya.
Dampak negatif bagi para pekerja akibat pengangkutan sampah ini juga sangat merugikan. Mobil pengangkut kerap jatuh, sehingga sering terjadi kecelakaan di Cianjur, seperti mobil masuk ke jurang.
Selain itu dampak negatif bagi warga sekitar adalah kelangkaan air bersih. Sulitnya warga jika ingin mendapat air bersih. Mereka harus membayar sebesar dua ribu rupiah setiap ingin membeli air sebanyak 1 kompan.
Iman, salah seorang pedagang di Pasar Gedebage berharap agar lingkungan pasar ini dapat bersih dan terjaga.
"Aduh sampah disini memang banyak sekali, kalau pedagang iurannya sehari empat ribu, semoga cepet bersih aja."ucap Iman.
Warga Gedebage yang terdampak diantaranya warga RW 01, RW 02, RW 03, dan RW 08.
Diketahui belum ada wacana usulan penanganan sampah ini kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), jadi hingga saat ini masih mengandalkan pengangkutan ke Cianjur.
Menurut warga setempat, dahulu sempat ada tempat untuk pembakaran agar mengurangi volume sampah di Pasar Gedebage ini.
Namun tempat tersebut sudah ditutup sejak tahun 2020. Warga juga tidak mengetahui alasan pastinya mengapa tempat tersebut ditutup.