Jawaban: Jalan Daendels dicetuskan oleh Herman Willem Daendels saat menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi mobilisasi militer dan perdagangan di Pulau Jawa, serta memperkuat pertahanan militer Belanda. Proses pembangunan jalan ini melibatkan kerja paksa tanpa upah, dengan panjang jalur mencapai 1.000 kilometer dari Anyer sampai Panarukan, yang dikenal dengan nama Jalan Raya Pos (De Grote Postweg).
2. Pemberontakan PKI 1948
Pertanyaan: Siapa yang menjadi pemimpin pemberontakan PKI 1948? Apa yang menjadi latar belakang pemberontakan ini, dan bagaimana hasil akhirnya?
Jawaban: Pemberontakan PKI 1948 dipimpin oleh Amir Syarifuddin dan Musso, yang merupakan pemimpin Partai Komunis Indonesia. Pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin setelah penandatanganan Perjanjian Renville, yang dianggap merugikan Indonesia, serta propaganda anti-pemerintah. Pemberontakan ini berakhir dengan kekalahan PKI setelah tiga bulan. Pemerintah berhasil menumpas pemberontakan ini, dan tokoh utama pemberontakan, Musso dan Amir, dihukum mati.
3. Agresi Militer Belanda II atas Yogyakarta
Pertanyaan: Mengapa Belanda menyerang Yogyakarta, dan bagaimana tanggapan pemerintah serta rakyat Indonesia terhadap serangan tersebut?
Jawaban: Serangan Belanda terhadap Yogyakarta bertujuan untuk menghancurkan pusat pemerintahan Indonesia, karena Yogyakarta saat itu menjadi ibu kota sementara NKRI. Serangan ini menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan besar. Sebagai tanggapan, TNI dan rakyat Indonesia melancarkan serangan balasan dengan merebut kembali kota tersebut selama 6 jam pada 11 Maret 1949.
Baca Juga: Cara Mendaftar Terbaru Agen Resmi LPG 3 Kg Pertamina, Minimal Badan Usaha Koperasi
4. Konferensi Meja Bundar
Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan Konferensi Meja Bundar, dan mengapa pertemuan ini penting bagi Indonesia?
Jawaban: Konferensi Meja Bundar adalah pertemuan yang berlangsung di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949. Tujuan utama konferensi ini adalah untuk menyelesaikan konflik antara Indonesia dan Belanda serta mengakui kedaulatan Indonesia. Pertemuan ini sangat penting karena menghasilkan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh Belanda, dengan pengecualian wilayah Irian Barat.
5. Pemberontakan DI/TII 1949
Pertanyaan: Siapa yang memimpin pemberontakan DI/TII, dan bagaimana hasil dari pemberontakan tersebut?
Jawaban: Pemberontakan DI/TII dipimpin oleh Amir Fatah pada 1949. Pemberontakan ini terjadi akibat ketidakpuasan terhadap Perjanjian Renville, yang dianggap sebagai pengkhianatan oleh pemerintah terhadap perjuangan rakyat Jawa Barat. Pemberontakan ini berhasil dipadamkan dengan dibentuknya Gerakan Banteng Nasional (GBN). Pada 22 Desember 1950, pasukan DI/TII di Jawa Tengah berhasil ditangkap, termasuk Amir Fatah yang kemudian dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun.
Dengan adanya kunci jawaban ini, diharapkan siswa dapat memahami materi yang ada dengan lebih baik. Namun, siswa tetap dianjurkan untuk menjawab soal-soal tersebut secara mandiri sebelum membandingkan hasilnya dengan kunci jawaban ini, agar proses belajar lebih efektif.
