Lestari yang juga membawakan orasi budaya bertema “Kebudayaan sebagai Identitas dan Perekat Bangsa” mengaku terkesan dengan karya-karya yang ditampilkan.
“Lukisan Ratu Kalinyamat, misalnya, menghadirkan sosok yang anggun sekaligus gagah — sangat menyentuh,” tuturnya.
Baca Juga: Nasmoco Catat Hasil Gemilang Di GIIAS 2025, Avanza dan Innova Jadi Primadona
Prof. Alamsyah menambahkan, pameran retrospeksi ini menjadi yang terbesar di Indonesia yang digelar di lingkungan kampus. Ia mengungkapkan, sang kurator, Kuss Indarto, menyebut bingkai-bingkai lukisan yang digunakan tergolong langka dan biasa dijumpai di pameran seni Eropa.
“Kehadiran Ibu Lestari dan seniman Arrie Djatmiko merupakan wujud kolaborasi nyata dalam menjaga semangat pelestarian budaya,” ujarnya.
Rektor Undip, Prof. Suharnomo, juga memberikan apresiasi.
“Kebudayaan adalah hal yang membuat hidup lebih indah di tengah derasnya perubahan zaman,” katanya.
Sementara itu, sang seniman, Arrie Djatmiko, merasa bangga dapat berkolaborasi dengan Undip dalam pameran ini.
“Tema yang diangkat sangat bagus. Ada 50 karya yang dipamerkan, dari awal perjalanan saya melukis hingga karya terbaru,” ujarnya.