Walaupun S2 bisa diambil langsung setelah lulus S1, banyak ahli menyarankan untuk memiliki pengalaman kerja terlebih dahulu. Pengalaman membuat mahasiswa S2 lebih mudah memahami konteks, menerapkan teori dalam situasi nyata, dan memaksimalkan manfaat perkuliahan.
Idealnya, seseorang dapat mengambil S2 setelah bekerja sekitar dua hingga lima tahun, atau ketika sudah jelas kebutuhan kariernya. Dengan begitu, keputusan mengambil magister tidak impulsif, tetapi berdasarkan kebutuhan profesional yang riil.
5. Saat Siap Secara Finansial dan Waktu
S2 bukan hanya investasi uang, tetapi juga waktu dan energi. Program magister membutuhkan fokus tinggi, komitmen belajar yang kuat, serta kemampuan mengatur jadwal bila sambil bekerja.
Waktu yang tepat adalah ketika seseorang merasa mampu membiayai pendidikan tanpa mengorbankan stabilitas hidup, atau ketika sudah mendapatkan beasiswa. Jika beban pekerjaan sedang cukup stabil dan tidak terlalu padat, itu juga merupakan momen ideal untuk memulai studi.
6. Ketika Memiliki Tujuan Akademik atau Profesional yang Jelas
Pada akhirnya, S2 paling tepat diambil ketika seseorang sudah memahami tujuan akhirnya. Tujuan tersebut bisa berupa keinginan mengembangkan keahlian tertentu, mendapatkan promosi, membuka peluang kerja internasional, atau memulai riset yang lebih serius.
Dengan tujuan yang jelas, proses studi akan jauh lebih terarah, efisien, dan memberikan hasil yang maksimal.
Seseorang sebaiknya mengambil S2 bukan semata karena ingin menjadi dosen, tetapi ketika memang membutuhkan peningkatan kompetensi, ingin naik level karier, mempertimbangkan pindah bidang, atau siap secara finansial dan waktu. Keputusan mengambil S2 sebaiknya didasarkan pada kebutuhan nyata dan tujuan profesional yang matang, sehingga gelar magister benar-benar memberikan manfaat jangka panjang.