SEMARANG, AYOSEMARANG.COM – Seorang gadis mungil peserta workshop pengembangan kewirausahaan bidang pangan menenteng seloyang cassava cake hasil kerja kelompok yang telah matang. Dia menunjukkan ke teman temannya.
“Ini hasilnya. Aduh...kelompok lain ada yang lebih bagus. Rotinya lebih mengembang,” tutur Aprillia, gadis itu. Dia peserta workshop dari Semarang.
“Mungkin over mixing ya. Waktu ragi dimasukkan kan perintahnya kita harus mengaduk pada spatula. Tapi kita pakai mixer kan,” timpal Qurotu Ayunnina, teman sekelompoknya yang berasal dari Batang.
“Sudah ditunjukkan ke instruktur?” tanya anggota kelompok lainnya.
“Sudah...”
“Apa katanya?”
“Baik sih... Tapi ada kelompok lain yang lebih baik.”
“Kalau ini dinilai baik oleh instruktur berarti skori roti kita bisa 90...”
“Lha yang rotinya lebih baik berapa nilainya kira-kira”
“90,5..Cuma lebih setengah...”
“Hahaha....” Lima anggota kelompok ini tertawa bersama-sama.
Baca Juga: Korban Kebakaran Masih Tinggal di Tenda Dusun Sendang Wetan Kabupaten Kendal, Donasi Mulai Dibuka
Suasana gembira memang tampak dari peserta Workshop Pengembangan Kewirausahaan Bidang pangan, yang berlangsung pada 7-9 Juni 2023 di Hotel Muria dan laboratorium pangan Unika Soegijapranata di kawasan Bukit Semarang Baru (BSB) Mijen. Tempat yang tersebut terakhir itu memang kampus baru Unika, yang baru diisi oleh dua fakultas, yakni Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), yang membawahi dua program studi, yakni teknologi pangan (TP) dan program nutrisi dan teknologi kuliner (NTK).
Belajar itu menyenangkan. Apalagi yang dipelajari adalah pembuatan kue, kata Aprilia, 22 tahun. “Senang dapat pengetahuan penting tentang pangan dan usaha pangan, kesempatan berpraktek bikin kue, dan yang pasti dapat teman-teman baru. Tempat prakteknya bagus sekali,” tuturnya.
Saat praktek bikin kue para peserta yang dibagi dalam kelompok kelompok umumya serius mengerjakannya. Tetapi ketika sudah selesai dan melihat hasilnya, mereka saling tertawa tawa ketika membanding-bandingkan.
Lalu foto foto bersama. Lalu berbagi cerita tentang pengaaman masing-masing.
Qurotu Ayunnina menambahkan, sekalipun dirinya sudah berwirausaha kue, ia mendapat banyak hal dari workshop kali ini.
Wawasan jadi bertambah, terutama soal hiegenitas, kemasan, dan prospek usaha snack. Untuk prakteknya, seluruh materi yang diajarkan juga baru baginya. “Saya bisa praktekkan di usaha saya nanti,” kata perempuan 29 tahun ini.
Program Disporapar Jateng
Workshop Pengembangan Kewiraiusahaan Klaster (bidang) Pangan ini merupakan program reguler dari Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah. Institusi ini bekerja sama dengan Program Nutrisi dan Teknologi Kuliner (NTK) Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unika Soegijapranata Semarang.
Sub Koordinator bidang Pengembangan Kepemudaan Ray FR Azis mengatakan, selain pangan ada empat klaster pengembagan kewirausahaan yakni tata busaha, salon, perbengkelan dan startup.
“Pada setiap klaster, kami bekerja sama dengan lembaga lembaga yang berkompeten. Untuk bidang pangan, kami pilih FTP Unika,” tuturnya.
Tentang siapa yang berhak ikut program pengembangan kewirausahaan berbasis klaster ini, Ray FR Azis menjelaskan, pesertanya adalah mereka yang tidak pernah merasakan bangku kuliah di perguruan tinggi. Yakni pemuda pemudi berusia 16-30 tahun, lulusan SD-SMA.