AYOSEMARANG.COM -- Untuk menekan perundungan di dunia pendidikan, Universitas Islam Malang (Unisma) membuat pakta integritas antiperundungan serta meluncurkan modul program dan satuan tugas antiperundungan atau anti bullying.
Semangat anti bullying itu diharapkan akan ditularkan kepada generasi penerus.
Hal itu menjadi garis besar pameran praktik baik dan peluncuran program penguatan karakter unggul dan satgas antiperundungan Fakultas Agama Islam (FAI) Unisma, Selasa 18 Juli 2023.
Baca Juga: Silaturahmi Nasional Ikatan Alumni Unisma Komitmen Dukung Jadi Kampus Berkelas Dunia
Kegiatan disusul dengan penandatanganan pakta integritas fakultas mendukung kampanye antiperundungan dan kekerasan seksual.
Hadir dalam acara tersebut Pelaksana Harian Rektor Unisma Junaidi, Dekan FAI Anwar Sa’dullah, Kepala Subdirektorat Kesiswaan Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah Kementerian Agama Imam Bukhori, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Muhammad Zain, serta Gender Equality, Disability and Social Inclusion (Gedsi) Manager Inovasi Philip Bebb.
Sebagaimana diketahui, Inovasi Jawa Timur bekerja sama dengan FAI Unisma dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dalam pengembangan modul pendidikan karakter profil pelajar Pancasila berbasis nilai-nilai ahlussunah wal jamaah (aswaja) sejak 2022-2023. Kegiatan ini diimplementasikam ke 17 dosen dan 800-an siswa Unisma.
Program disepakati dalam beberapa kegiatan, dan hasilnya dijadikan modul dan diterapkan kepada mahasiswa. Modulnya berupa modul penguatan karakter unggul FAI Unisma, termasuk di dalamnya karakter antiperundung.
Baca Juga: Terus Berkembang, Unisma Malang Kini Miliki Laboratorium Bertaraf Internasional
Dekan FAI Anwar Sa’dullah mengatakan bahwa program kerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya Unair dan Inovasi itu sudah berlangsung sejak September 2022. Sepanjang itu, ada 14 kegiatan yang mengerucut pada pembuatan modul pembelajaran antiperundungan atau anti bullying.
”Kami mencoba menanamkan karakter unggul, dengan menanamkan tiga karakter utama yang kami anggap sesuai, yaitu toleransi, berpikir kritis, dan komunikasi. Ini diambil dari profil pelajar Pancasila dari nilai-nilai aswaja serta karakter pelajar abad XXI,” kata Anwar.
Menurut Anwar, titik berat program tersebut awalnya fokus pada dua program studi (prodi), yaitu pendidikan guru MI (madrasah ibtidaiyah) dan pendidikan anak Islam usia dini.
”Semata-mata niatan kami, bagi para mahasiswa jika lulus nanti akan mendidik generasi penerus di sekolah-sekolah tempat mereka mengabdi. Oleh karena itu, sebelum mereka mendidik, kami berikan bekal dan pengetahuan dan nilai sikap dan karakter yang kami canangkan. Harapannya, itu bisa diteruskan ke peserta anak didiknya hingga mereka menjadi generasi berkarakter unggul,” kata Anwar.
Baca Juga: Teknik Sipil Unisma Borong Juara Nasional Lomba Jembatan Balsa