Ia berharap program tidak akan berhenti hingga terumuskannya modul dan terbentuknya satgas anti bullying.
”Kami ingin hal ini diimplementasi menuju karakter unggul antiperundungan dan kekerasan seksual,” katanya.
Tidak jauh berbeda, Phillip Bebb, Gedsi Manajer Inovasi, mengatakan bahwa perundungan berdampak besar bagi hidup seseorang.
”Saya kadang merasa banyak dari kita tidak sadar dampak besar perundungan di kehidupan kita. Itu sebabnya, mari kita ingat bahwa perundungan memberi dampak buruk pada hidup seseorang sehingga topik antiperundungan ini menjadi sangat penting untuk dipublikasikan,” katanya.
Menurut Philip, peluncuran modul dan satgas antiperundungan hari itu sangat penting. Tidak saja untuk Unisma, tetapi juga untuk ekosistem pendidikan di Indonesia.
Baca Juga: Unisma Malang Kembangkan Laboratorium Berbasis IoT, Bekali Mahasiswa Kecakapan Entrepreneurship
Adapun Kepala Subdirektorat Kesiswaan Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah Kementerian Agama Imam Bukhori mengatakan, ia nantinya akan menjadi penerima hasil dari pelaksanaan modul penguatan karakter tersebut.
”Produk ini nanti akan kami nikmati. Kami mengelola 82.000 lebih madrasah yang guru-gurunya tentunya salah satunya dicetak oleh Unisma,” katanya.