Tantangan Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Lebih Berat

photo author
- Senin, 13 Desember 2021 | 20:34 WIB
Dialog hybrid bertajuk ‘Menjawab Kebutuhan Disabilitas di Masa Pandemi’ yang digelar Akatara JSA bersama dengan Unicef, di Nalendro Cafe, Borobudur, Kabupaten Magelang. (istimewa)
Dialog hybrid bertajuk ‘Menjawab Kebutuhan Disabilitas di Masa Pandemi’ yang digelar Akatara JSA bersama dengan Unicef, di Nalendro Cafe, Borobudur, Kabupaten Magelang. (istimewa)

Contohnya tidak jauh- jauh, di Kabupaten Magelang --khususnya di SLB Ma’arif Muntilan-- walaupun pandemi tetap menghasilkan anak- anak berkebutuhan khusus yang mampu berprestasi.

“Seperti Musa, Juara 3 hafalan Alquran MTQ tingkat Jawa Tengah, Ayu juara vokal nasional tingkat SD tahun 2020 dan Yuanita yang mewakili kejuaraan sepakbola putri sampai di India,” tegasnya.

Pada kesempatan ini, Psikolog Klinis Anak RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Dwi Susilawati sepakat mengenai pemahaman terhadap apa saja yang menjadi kebutuhan ABK selama pandemi Covid-19 ini.

Menurutnya, setiap anak memiliki keistimewaan yang berbeda- beda dan mereka yang berkebutuhan khusus dan memiliki kekurangan bukan berarti mereka tidak memiliki kemampuan lain. yang lebih spesifik.

Orang tua harus bisa memahami apa yang menjadi kebutuhan anak- anak mereka yang berkebutuhan khusus, agar karakter dan kemampuan lebih yang dimiliki anak bisa dimaksimalkan.
Namun masih ada orang tua yang kemudian malu punya ABK atau bahkan menutup diri dan menganggap sebagai sesuatu yang tidak harus diketahui oleh orang lain.

“Padahal, itu sangat dibutuhkan dalam assesmen agar putra- putri mereka bisa mendapatkan pendidikan yang layak,” ungkapnya.  

Baca Juga: Bantah Isu Ahmad Dhani Tidak Karantina, Kuasa Hukum : Mereka Mengikuti Aturan Yang Berlaku

Sementara itu Chief Field Office Unicef Indonesia, Ermi Ndoen menyambut baik kegiatan diskusi yang digelar dan momentumnya juga bersamaan dengan Hari Disabilitas Internasional ini.
Sebab di tengah masyarakat banyak persoalan akibat pandemi Covid-19, tak terkecuali problem dalam hal layanan pendidikan bagi ABK.

“Ternyata cukup kompleks dan tantangannya jauh lebih berat di masyarakat kita,” jelasnya.

Ia berharap Kegiatan dan inisiatif baik seperti ini akan mampu membuka cakrawala pandang dan pemikiran yang sama, bahwa anak berkebutuhan khusus harus tetap maksimal.

“Anak- anak kita yang berkebutuhan khusus tetap mendapatkan layanan pendidikan yang layak di masa pandemi,” tandasnya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: arri widiarto

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X