SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Permasalahan terkait proses atau teacher centered learning mengakibatkan kemampuan pemahaman konsep maupun kemampuan matematika siswa tergolong rendah.
Khususnya dalam pembelajaran geometri, siswa sering mengalami kesalahan ketika menyelesaikan permasalahan kekongruenan dan kesebangunan.
kesulitan siswa dalam materi transformasi di antaranya ketika siswa menemukan permasalahan transformasi untuk bangun yang kompleks.
Baca Juga: Syarat dan Tata Cara Pendaftaran SMA Taruna Nusantara 2022, Buka Online 3-16 Januari
Selain itu, siswa juga mengalami kesulitan dalam membangun bukti transformasi secara aljabar dan meletakan titik bayangan yang bersesuaian dengan benda.
Kesulitan ini terjadi karena pembelajaran yang berpusat pada guru.
Siswa menjadi pasif dan sangat tergantung kepada guru serta siswa tidak diberi kebebasan dan tanggung jawab dalam mengembangkan pengetahuannya.
Begitulah sekelumit isi materi diskusi ketua Gunawan Saptogiri, S.H., M.M. kepala dinas Pendidikan Kota Semarang, Dr Seno Warsito MPd Ketua LPPM Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) serta peserta Realistic Mathematics Smart Camp, Jumat 23 Desember 2021
Gunawan Saptogiri menuturkan, urgensi kegiatan pengabdian ini memberikan kesempatan guru dalam mengeksplorasi kearifan lokal di Jawa Tengah sebagai konteks pembelajaran matematika.
“Guru dapat membentuk tahapan perkembangan pemahaman siswa dalam memperlajari geometri serta membentuk learning trajectory dalam belajar dari tahap informal hinggal formal
Selanjutnya, menurutnya kearifan lokal Indonesia lainnya dapat dieksplorasi dan dikembangkan sebagai konteks dalam pembelajaran matematika ebih bermakna
yang dapat membantu siswa tidak hanya belajar matematika tetapi lebih mengetahui dan memanfaatkan budaya/kearifan lokal serta memberikan wawasan kepada siswa
Baca Juga: Resmi !! PSIS Semarang Kembali Datangkan Dragan Djukanovic dan Zarko Curcic
bahwa belajar matematika tidak hanya tentang rumus, kalkulasi, atau menghafalkan, tetapi juga matematika merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari,” tutur Gunawan.