Workshop Topeng Bubur Kertas Program Rumah Budaya dan Peradaban Unisma

photo author
- Senin, 21 November 2022 | 11:19 WIB
Workshop Topeng Bubur Kertas Program Rumah Budaya dan Peradaban Unisma. (dok unisma)
Workshop Topeng Bubur Kertas Program Rumah Budaya dan Peradaban Unisma. (dok unisma)

MALANG, AYOSEMARANG.COM -- Kegiatan yang digelar oleh Tim Pelaksana Program Rumah Budaya Universitas Islam Malang (Unisma) ini menghadirkan suatu program menarik dengan melaksanakan workshop pengenalan seni budaya.

Kegiatan ini menggandeng Komunitas Republik Gubuk dari Desa Sukolilo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang dengan narasumber Wondo Dony Windiarto.

Kegiatan yang dilangsungkan pada, Rabu 9 November 2022, mengambil tema Topeng Bubur Kertas dengan dihadiri oleh 28 peserta antara lain dari Pertukaran Mahasiswa berbagai daerah dan juga peserta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Penyelenggaraan kegiatan ini dilaksanakan di gedung Utsman Bin Affan lantai tujuh Universitas Islam Malang.

Wondo menyampaikan berbagai materi mengenai karakteristik bentuk topeng dengan ringkas dan jelas. Materi yang disampaikan diawali dengan memberikan penjelasan tentang berbagai macam tokoh topeng dari kerajaan terdahulu.

Narasumber juga menyampaikan mengenai materi wayang yang memiliki banyak jenis. Beberapa wayang yang dipaparkan antara Wayang Menak yang berasal dari proses masuknya Islam ke Nusantara.

Lalu ada Wayang Mahabarata yang lebih familiar pada ajaran Hindu. Dalam pementasan wayang berbeda-beda karena memiliki alur cerita masing-masing.

Dilanjutkan dengan materi tokoh topeng, Wondo menegaskan bahwa dalam pementasan terdapat 80 karakter tokoh yang berbeda, namun yang biasanya muncul dalam pementasan hanya sekitar 5 karakter saja.

Wondo juga menjelaskan bahwa topeng terdiri atas dua jenis, antara lain Topeng Pakem dan Topeng Carangan.

Topeng Pakem sendiri merupakan suatu topeng yang standar dalam penampilannya tidak boleh diubah dan sudah diatur, sedangkan Topeng Carangan merupakan topeng yang kondisional sesuai kondisi dan bisa divariasi.

Di Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, topeng yang ditampilkan masih memegang sistem pakem, sedangkan di daerah Tengger, masih menggunakan topeng untuk pemanfaatan ritual keagamaan.

Kegiatan berikutnya yaitu menampilkan tarian Gunung Sari yang memberikan suatu filosofi sejarah dari Ksatria Kerajaan Ranca Kencono. Tarian dilakukan oleh peraga dari Tim Komunitas Republik Gubuk dengan apik dan menarik.

Tampilan tari dari peraga tersebut menarik perhatian dari peserta sehingga suasana menjadi lebih meriah. Salah satu gerakan yang mengesankan dari tarian tersebut dinamakan dengan gerakan Merak Nigel.

Setelah memberikan tampilan tari Gunung Sari, narasumber menjelaskan apa saja yang dipakai. Beberapa atribut yang digunakan dalam tampilan tersebut antara lain topeng karakter dari satria Kerajaan Ranca Kencono, selanjutnya terdapat kuluk atau mahkota yang dipakai di kepala, lalu ada gelang di kedua lengan tangan, dan dipakaikan juga kece atau kalung.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X