SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Setelah diprotes dan disurati oleh suporter, PSIS Semarang akhirnya membalas surat tuntutan pada Senin 16 Desember 2024.
Meski demikian, salah satu perwakilan suporter yakni Panser Biru menilai surat itu tidak menjawab inti tuntutan dan dianggap kurang solutif.
Hal itu disampaikan Advokasi Panser Biru Nurul Layalia, Divisi Hukum & Advokasi Panser Biru, Senin 16 Desember 2024.
“Kami menunggu cukup lama balasan surat tersebut. Jawabannya tidak solutif,” ujar Nurul Layalia.
Baca Juga: Bermain Tanpa Tiga Pilar Penting, PSIS Semarang Tetap Pede Kalahkan PSS Sleman
Nurul menambahkan, surat balasan tersebut tidak mencantumkan ruang mediasi yang sebelumnya dijanjikan manajemen.
“Tidak ada poin mengenai mediasi antara kami dan manajemen. Duduk bersama seperti yang dijanjikan,” tegasnya.
Kemudian Nurul juga menilai mediasi adalah langkah penting untuk menyelesaikan persoalan yang sedang terjadi.
“Harusnya dari awal sudah membuka ruang mediasi, supaya bisa ambil solusi dan tidak menjadi bola panas,” tambahnya.
Baca Juga: Kota Semarang Bersolek Sambut Libur Natal dan Tahun Baru
Adapun salah satu tuntutan Panser Biru adalah pengelolaan tiket yang selama ini dijual melalui pihak-pihak di luar organisasi.
Mereka meminta agar pengelolaan tiket dikembalikan kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Panser Biru agar lebih terorganisir.
“Supaya satu pintu dan terorganisir dengan baik. Kami tidak dilewati, dan tiket dijual perseorangan serta di beberapa tempat yang kami kira kurang pas,” ungkap Nurul.
Di sisi lain, Ketua Panser Biru, Kepareng Wareng, menyoroti masalah tunggakan gaji pemain yang juga tidak dijawab dalam surat balasan tersebut.