Menyerahkan PSIS Semarang ke Kahudi Wahyu: Lebih Sreg Pemain Muda untuk Sistem yang Dianut

photo author
- Jumat, 12 September 2025 | 16:13 WIB
Pelatih PSIS Semarang Kahudi Wahyu saat memimpin latihan. Kahudi lebih suka pakai pemain muda. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Pelatih PSIS Semarang Kahudi Wahyu saat memimpin latihan. Kahudi lebih suka pakai pemain muda. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Suatu malam di tahun 2000 jelang laga PSS Sleman vs PSM Makassar, pintu kamar Kahudi Wahyu diketuk oleh seseorang.

Mendengar ketukan, Kahudi buru-buru meraih gagang pintu untuk membukanya dan ternyata orang itu adalah pelatihnya di PSS, Suharno.

"Besok kamu main. Tugasmu matikan Kurniawan (Dwi Yulianto)," kata Suharno.

Kahudi yang waktu itu tergolong wonderkid mengangguk dengan manut. Artinya esok dia starter, dan kesempatan ini tidak boleh disia-siakan. Dia punya tugas berat mematikan salah satu striker top di Indonesia pada zaman itu.

Selepas momen ketukan pintu, Kahudi Wahyu tumbuh menjadi gelandang bertahan yang tangguh. Pindah dari satu tim ke tim lain kendati banyak bermain di Yogyakarta. Ingatan dan cara pelatih Suharno dalam mendekatinya yang waktu itu masih sangat muda membekas dengan serius di kepala Kahudi dan menentukan bagaimana sikapnya ketika menjadi pelatih.

Lalu hidup bergulir dari tahun ke tahun sampai kemudian mendarat di tahun 2025 dimana dia ditunjuk menjadi pelatih PSIS Semarang. Tim berjuluk Laskar Mahesa Jenar ini tidak asing baginya.

Di tahun 2007, Kahudi jadi gelandang bertahan andalan sejak tampuk pelatih kepala masih dipegang Bonggo Pribadi sampai Sartono Anwar di putaran kedua. Selama tahun itu dia jadi sosok sentral; masih bisa dilihat sampai sekarang di Youtube bagaimana Kahudi Wahyu cukup oportunis di lini tengah.

Dia tidak hanya jadi penggerak aliran bola, namun jadi dinding yang memudahkan kinerja Zoubairou dan Maman Abdurahman dalam mengawal lini belakang. Kahudi memang tidak setenar dan dielu-elukan pemain bintang di kanan kirinya, namun Kahudi adalah sosok yang bikin suporter pulang dari Stadion Jatidiri dengan kemaki karena berhasil mengalahkan tim-tim besar macam Persija Jakarta atau dengan mudah menaklukan PSDS Deli Serdang.

Ketika Kahudi kembali ke Stadion Jatidiri belasan tahun kemudian, dia kaget. Stadion Jatidiri berubah total usai direnovasi.

"Banyak kenangan di sini. Memang semuanya berubah tapi ingatan saya masih saat dilihat banyak suporter atau berduel dengan lawan masih hangat di ingatan," kata Kahudi, saat kali pertama kembali menginjakan kaki di Stadion Jatidiri, Senin 30 Juni 2025.

Kahudi datang ke PSIS Semarang ketika tim ini habis karam ke kasta kedua. Tidak hanya itu, berbagai masalah membuntuti di belakang. Musim lalu tim ini hancur lebur; gaji telat, pemain satu persatu pergi; suporter mendemo di luar stadion dan tak mau datang untuk mendukung.

Madilesa, salah seorang pemain muda PSIS Semarang yang bakal memperkuat lini tengah. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Madilesa, salah seorang pemain muda PSIS Semarang yang bakal memperkuat lini tengah. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Sejauh ini Kahudi tidak menjawab secara detail kenapa dia mau melatih PSIS. Kalau hanya soal histori, tampaknya tidak terlalu kuat. Uang juga tidak mungkin (dan tidak perlu dipertanyakan). Tapi mari kita pinggirkan dulu semua itu.

Usai didatangkan Kahudi langsung bekerja. Beberapa pemain, bahkan hampir satu tim sudah tersedia. Ada sejumlah nama baru dan nama lama. Dari semua pemain yang didatangkan, mayoritas masih berusia muda. Kalau pun ada yang sudah senior, tak terlalu banyak dikenal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X