Lalu saat juara 2 di tahun 2006, dia juga kebagian bonus meskipun tidak sebanyak pemain.
Saat kali pertama bergabung dengan PSIS, Mbah Yatno sebetulnya sudah punya status sebagai pegawai.
Kalau dibandingkan pemain, tentu saja ada alasan khusus karena pemain bola adalah salah satu profesi atau cita-cita banyak orang.
Sementara kitman dari sekian banyak pekerjaan, tentu tidak akan ada yang melirik profesi ini.
Lantas apa yang mendasari Mbah Yatno dalam dedikasinya ini?
"Kebanggaan. Bisa ikut membantu PSIS bagi saya adalah sebuah kebanggan. Saya bisa ke mana-mana juga dengan PSIS," ucap Mbah Yatno.
Kebanggannya itu barangkali juga ditunjukan dengan banyaknya pernak-pernik PSIS Semarang di rumahnya. Bahkan saat ditemui, Mbah Yatno memakai baju berlogo PSIS.
Semenjak sudah tidak bisa jalan, Mbah Yatno menyatakan diri untuk berhenti dari rutinitas tahunannya sebagai Kitman PSIS.
Sebetulnya dia sudah ingin berhenti sejak beberapa tahun yang lalu namun dia mengaku saat itu mengurungkan niatnya karena masih dibutuhkan PSIS.
"Saya sudah tidak ada kerjaan. Hari-harinya cuma duduk dan terapi. Saya harap bisa jalan lagi," ungkapnya.