SEMARANG, AYOSEMARANG.COM – Persaingan PSIS Semarang dengan Persebaya Surabaya selalu menghiasi perjalanan kedua tim di kancah sepak bola tertinggi di Tanah Air.
Pertemuan PSIS Semarang vs Persebaya Surabaya menjadi salah satu partai klasik yang sangat ditunggu pecinta sepak bola Indonesia.
Dari musim ke musim, Mahesa Jenar dan Bajul Ijo bisa dikatakan konsisten di persepakbolaan Tanah Air.
Namun, musim ini Persebaya Surabaya di bawah juru taktik Aji Santoso lebih moncer dari sisi prestasi dibandingkan PSIS Semarang.
Bajul Ijo bertengger di peringkat keempat dengan 42 poin dan PSIS Semarang di tangga ketujuh mengoleksi 31 poin, terpaut 9 angka.
Tahukah Anda, jika persaingan kedua tim ini sudah lahir sejak lama. Momen manis yang tak mungkin dilupakan pendukung PSIS terjadi pada Liga Indonesia musim 1999/2000.
Pada musim itu, PSIS membawa gelar juara tertinggi Indonesia dengan mengalahkan Persebaya di partai final yang digelar di Stadion Klabat Manado.
Gol bersejarah lainnya hadir dari pemain asal Purwodadi yang bernama Tugiyo yang mendapat julukan Maradona dari Purwodadi.
Laga final yang seharusnya digelar di Senayan, dipindah di Stadion Klabat Manado karena situasi yang tidak kondusif di Jakarta.
Tugiyo mencetak gol pada menit ke-89 setelah mendapat umpan dari wing back legendaris PSIS Semarang, Agung Setyabudi.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Hantam Sepak Bola Indonesia, Kompetisi Liga 1 Seri Bali Jalan Terus
Umpan Agung dari sisi kiri pertahanan Persebaya tidak bisa diantisipasi oleh pemain belakang Persebaya Surabaya.