KENDAL,AYOSEMARANG.COM -- Kekeringan yang melanda wilayah Kendal belum berakhir, warga disejumlah daerah masih kekurangan air bersih.
Sebagian masih mengharapkan dan menggantungkan kebutuhan air bersih dari bantuan yang dikirim bagi dari BPBD, PMI maupun sejumlah relawan.
30.000 liter air bersih atau setara dengan 6 truk tangki dari Rumah Zakat disalurkan ke wilayah yang mengalami krisis air bersih.
Baca Juga: Mayat Pria Membusuk Ditemukan Pencari Rumput di Kendal
Seperti di Dusun Gemuh Singkalan Desa Sidodadi Kecamatan Patean, bantuan air bersih ini sangat dinantikan warga karena sudah lebih dari 2 bulan kesulitan mendapatkan air bersih.
“Musim kekeringan yang berkepanjangan ini debit sumber air bersih menurun. Meskipun kita punya sumber dari mata air, saat ini air tidak bisa mengalir,” ujar Budiharto Ketua BPD Desa Sidodadi.
Menurutnya ada 170 kepala keluarga yang terdampak kekeringan dan kesulitan air bersih ini. Warga hanya mengandalkan dan mengharapkan bantuan air bersih, untuk mencupuki kebutuhan sehari-hari, khususnya untuk minum dan memasak.
Baca Juga: Ditinggal Kerja, Rumah Semi Permanen di Desa Mororejo Kendal Ludes Terbakar
Melihat kondisi warga yang kesulitan mendapatkan air bersih ini, direspon Rumah Zakat yang berkolaborasi dengan ZIS Indosat Jateng. Melalui Relawan Inspirasi Rumah Zakat, Siti Munawaroh membagikan air bersih ke lokasi yang membutuhkan.
"Sampai hari ini kita baru menyalurkan bantuan 6 truk tangki atau setara 30.000 liter air,” katanya Jumat 20 Oktober 2023.
Dikatakan selain di Desa Sidodadi, pihaknya juga menyalurkan ke beberapa desa terdampak lainnya. Total ada sekitar 310 kepala keluarga yang sudah menerima bantuan, dan akan terus menyediakan armada sampai kondisi kekeringan ini berakhir.
Baca Juga: Awalnya Target Rp 25 Juta, PNBP Lapas Terbuka Kendal Malah Tembus Rp 627 Juta
Sementara itu Kasiyati salah satu warga merasa sangat terbantu dengan bantuan air bersih. Dirinya yang masih punya anak kecil balita merasa kesusahan mendapatkan air layak konsumsi.
“Air bersih memang sekarang sulit didapat karena sumber mata air mulai kering, kalau beli juga mahal jadi hanya mengharapkan bantuan saja,” ungkapnya.