KENDAL,AYOSEMARANG.COM -- Perilaku hidup bersih dan sehat harus terus dilakukan agar tidak mudah terserang penyakit.
Budaya cuci tangan yang sangat mudah selepas pandemi Covid-19 sudah jarang dilakukan bahkan masyarakat abai melakukannya.
"Untuk perilaku hidup bersih ini harusnya sering sering di sosialisasikan. Dulu ketika Covid-19, hampir tiap sudut lingkungan ada imbauan tersebut bahkan setiap rumah menyiapkan tempat cuci tangan, ungkap Siti Munawaroh, Relawan Inspirasi Rumah Zakat, Rabu (18/10/2023).
"Sekarang hampir tidak ada, sehingga jadi menurun kesadaran," sambungnya.
Melalui momentum Hari Cuci Tangan se-Dunia, Rumah Zakat hadir untuk mengedukasi perilaku hidup bersih dan sehat tersebut.
Acara dikemas semenarik mungkin, ada senam sehat, sikat gigi anak anak bersama, makan makanan sehat murah, wisata bersama dan tentunya sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat.
Bersinergi dengan filantropi Indonesia, Rumah Zakat mengadakan edukasi cuci sejak dini dalam rangkaian road show kolaborasi untuk sosialisasi edukasi perilaku hidup bersih dan sehat selama sepekan.
Kegiatan ini dipusatkan di Desa Kebonharjo Kecamatan Patebon dan Desa Manggungsari Kecamatan Weleri.
"Anak anak ini kan termasuk golongan rentan terkena penyakit yang penyebabnya karena perilaku yang tidak bersih. Misalnya tidak cuci tangan ketika mau makan. Selain itu masih polos. Sehingga harus ditanamkan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini," imbuh Siti Munawaroh.
Baca Juga: Bocah 7 Tahun Meninggal Tidak Wajar di Sawah Besar Semarang, Diduga Korban Rudapaksa
Untuk anak anak, relawan Rumah Zakat menyasar anak PAUD An Najah dan TPQ Al Kholiliyah Kebonharjo Patebon.
Materi yang disampaikan berupa cara cuci tangan yang baik, cara sikat gigi yang baik, pengenalan makanan yang sehat dan murah, edukasi jajan yang sehat.