AYOSEMARANG.COM -- Peninggalan Belanda yang hingga saat ini masih ada dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai akses jalan, salah satunya adalah jembatan gantung.
Seperti jembatan gantung yang berada di Kabupaten Kendal ini.
Jembatan gantung di Kendal ini pun menjadi salah satu situs peninggalan dari masa penjajahan Belanda dulu.
Baca Juga: Jembatan Kaca di Banyumas Pecah hingga Sebabkan 4 Wisatawan Jatuh, 1 Orang Meninggal
Diketahui, jembatan gantung ini dibangun sekitar tahun 1918 dan masih berdiri kokoh, baik dari konstruksi bangunan, besi, dan sebagainya.
Seperti tak lekang oleh waktu, walaupun sudah berusia lebih dari 100 tahun, jembatan ini pun tak hancur akibat kondisi alam yang ada.
Hanya saja, kondisi cat yang sudah mengelupas dan sedikit bangunan pondasi yang mengalami kerusakan.
Dilansir AyoSemarang.com dari wonosari.kendalkab.go.id, jembatan gantung ini terletak di Dusun Pidik, Desa Wonosari, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal.
Yang di mana, jembatan gantung ini hingga kini masih digunakan sebagai akses menuju lahan garapan.
Pembuatan jembatan ini diketahui tidak melibatkan masyarakat Desa Tanjung maupun Desa Mbelang. Akan tetapi, para pekerja diambil dari daerah lain seperti Semarang dan Kedu.
Sebagai salah satu peninggalan zaman penjajahan Belanda, nyatanya keberadaan jembatan gantung itu dinilai belum mampu dimanfaatkan secara maksimal.
Padahal selain memiliki fungsi sebagai akses masyarakat, jembatan ini juga bisa juga dijadikan sebagai ikon wisata yang ada di Desa Wonosari karena jembatan ini memiliki nilai sejarah, mengingat usianya yang sudah menginjak 100 tahun lebih dan masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Baca Juga: Wisata Jembatan Bambu Terpanjang di Jawa Tengah, Menyusuri Green Canyon Indonesia Cuma Rp 15 Ribu