BATANG, AYOSEMARANG.COM - Membangun kemandirian ekonomi pondok pesantren (Ponpes) dan menjaga stabilitas inflasi, Kantor perwakikan Bank Indonesia (KPw BI ) Tegal memiliki program sosial smart farming dan green hose.
Kali ini, KPw BI Tegal menggandeng Ponpes Nasrul Huda Desa Sangubanyu Kecamatan Bawang Kabupaten Batang yang menerapkan sistem pertanian terintegrasi dan berbasis teknologi digital dan budidaya tanaman cabai menggunakan metode rumah kaca (greenhouse).
Dipilihnya Ponpes tersebut, karena selain mengajarkan ilmu agama, para santri dan santriwati memang sudah dibekali ilmu enterpreneur (wirausaha) berbasis agribisnis.
Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengapresiasi bantuan program sosial KPw BI Tegal untuk membangun kemandirian ekonomi ponpes, melalui budidaya tanaman cabai menggunakan metode greenhouse dan smart farming.
"Harapan kita semua, penenann cabai ini benar - benar menghasilkan sesuai yang kita harapkan. Kebetulan saat ini harga cabai masih tinggi berpengaruh ke inflasi. Sehingga diharapkan harga cabai menjadi normal dan inflasi terkendali,"ungkapnya.
Lani Dwi Rejeki juga berharap kepaga KPw BI Tegal bantuan sosial tidak hanya di Ponpes Nasrul Huda, tapi juga ponpes lain atau desa lain yang memang sudah siap lahan maupun sumber daya manusianya.
"Saya minya bantuan sosial KPw BI Tegal tidak hanya sarprasnya saja, tapi juga bantuan pendampingan dalam menanam dan pengolahan hasil panen,"tukasnya.
Kepala Unit Pelaksana Pengembangan UMKM, Keuangan Inklusif, dan Syariah BI Tegal Liana Ciptowati menjelaskan, bantuan Greenhause dan Smart Farming tersebut merupakan program pengembangan kemandirian pesantren yang diharapkan dapat mendorong pesantren sebagai penggerak utama dalam ekosistem rantai nilai halal.
"Bantuan yang diberikan ini oleh pihak Ponpes digunakan untuk budidaya tanaman cabe yang diharapkan bisa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pondok. Dan jika ada kelebihan, maka bisa dimanfaatkan untuk membantu warga sekitar pondok," ujar Liana Ciptowati, usai penyerahan bantuan, Rabu 15 November 2013.
Liana menjelaskan, dalam rangka implementasi pengembangan kemandirian ekonomi pesantren, BI Tegal menyelenggarakan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dalam bentuk bantuan peralatan dan sarana produksi yang dibutuhkan pesantren dalam menjalankan kegiatan usaha.
"Pesantren Nashrul Huda merupakan pesantren ke-12 penerima bantuan PSBI di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal, dan pesantren ke-3 untuk wilayah Kabupaten Batang," lanjutnya.
Menurut Liana salah satu pertimbangan pemilihan Pesantren Nashrul Huda sebagai penerima bantuan PSBI, karena lokasi ponpes berada di wilayah pertanian di Kabupaten Batang.
Selain itu , pihak pesantren juga cukup berminat dalam mengembangkan komoditas pertanian, khususnya cabe yang masuk dalam komoditas penyumbang inflasi.
"Ke depan kita juga akan melakukan pendampingan untuk budidaya tanaman cabai ini, termasuk membantu dalam penjualan hasil panen, jika produksinya sudah banyak. Tidak hanya itu, BI Tegal untuk akan memberikan pelatihan pengolahan cabai agar nantinya bisa diolah terlebih dahulu sebelum di pasarkan," jelasnya.
Menanggapi permintaan Pj Bupati Batang, pihak BI Tegal menyatakan bahwa ke depan juga akan dilakukan pelatihan untuk pengolahan hasil panen.
