SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Kelurahan Bulusan Semarang punya salah satu wisata lokal bernama Ciblon Kedung Winong di Jl Kedungwinong I, Kecamatan Tembalang.
Selain jadi destinasi baru di Kota Semarang, Wisata Ciblon Kedung Winong sarat akan cerita sejarah.
Cerita sejarah di Wisata Ciblon Kedung Winong Semarang itu dibahas dalam forum diskusi yang diinisasi oleh Kolektif Hysteria dalam kegiatan Bulusan Fest 2023.
Dalam diskusi tersebut ada beberapa tokoh masyarakat setempat, akademisi hingga pejabat daerah. Di antaranya ialah M. Busro, selaku pengelola Wisata Ciblon Kedung Winong. Waris S., tokoh masyarakat dari Jatiwayang.
Camat Tembalang, Agus Priharwanto, S.SOS, M.M., Khothibul Umam selaku Dosen Sastra Indonesia dari Universitas Diponegoro dan Anggota DPRD Komisi D Provinsi Jawa Tengah, Danie Budi Tjahyono, serta para pejabat kelurahan dan tokoh masyarakat lainnya.
Berdasarkan keterangan dari M. Busro, Ciblon Kedung Winong resmi dibuka sejak satu tahun 2023 lalu, tersebut.
Dia menjelaskan wilayah Kedungwinong, Bulusan yang awalnya masih masuk dalam daerah teritorial Kelurahan Meteseh, pada tahun 1992 diresmikan masuk dalam wilayah administrasi Kelurahan Bulusan.
Baca Juga: Ada Hutan Bawah Tanah di Tuban, Wisata Ekstrem dengan Panorama Luar Biasa
Area ini dulu banyak ditumbuhi pohon winong dan suatu ketika pohon winong yang sudah tumbuh besar bertahun-tahun seketika terbelah menjadi dua dan ambruk.
Semenjak itu, pohon winong punah dan tidak ada satu pun yang tumbuh di daerah tersebut.
"Dulu waktu saya kecil, dipercaya di sana (pohon winong) orang-orang mencari obat, mencari apalah di situ. Kalau saya kecil itu, ada telor, ada menyan. Ada uangnya Rp5. Bahkan, nuwun sewu, pada saat gencar-gencarnya nomor itu, ya nggak tahu, katanya kalau mbuang kertas di sendang nanti dapat nomornya," ujar M. Busro.
Namun ia menegaskan, ritual-ritual di pohon winong dahulu kala, justru kerap dilakukan oleh orang luar dan bukan dari masyarakat di RW setempat.