"Tentunya kami berharap bisa lancar semua proses dari Balai Kota kemudian Masjid Agung Semarang kemudian Masjid Agung Jawa Tengah. Pembagian kue ganjel rel dan kue keranjang ini juga menjadi wujud akulturasi budaya antara masyarakat Jawa, keturunan Arab, keturunan Tionghoa, dan keturunan Melayu. Tentunya akan menjadi satu rangkaian yang sangat dinantikan masyarakat," paparnya.
Dengan prosesi Kirab Dugderan Semarang ini, lanjut Mbak Ita, merupakan perayaan bersama dalam menyambut bulan Ramadhan 2024 dengan keikhlasan hingga menyongsong Idul Fitri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan, kirab prosesi Dugderan digelar rutin setiap tahun.
Menurut Wing, dulu prosesi Dugderan diinisiasi oleh Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat pada tahun 1881.
Baca Juga: Pemkot Klarifikasi Kenapa Dugderan Semarang Tidak Ada Wahana Hiburan, Hasil Evaluasi Tahun Lalu
"Beliau mewujudkan satu kolaborasi akulturasi budaya. Ketika masyarakat Muslim menjelang Ramadan, antara umara dengan ulama bersama-sama mengumumkan kepada masyarakat untuk menyambut bulan suci Ramadan," kata dia.
Ia menyebut, prosesi ini diawali dengan adanya Pasar Dugderan di sekitar Alun-alun Semarang yang dimeriahkan berbagai permainan.
Warak Ngendog sebagai simbol Dugderan merupakan, binatang imajiner yang menunjukkan akulturasi budaya Kota Semarang sejak zaman dahulu kala.
Acara kebudayaan ini juga bentuk toleransi tinggi antarumat beragama, antar etnis yang ada di Kota Semarang. Apalagi kala itu, Semarang menjadi lokasi strategis dalam melakukan syiar agama Islam.
Baca Juga: Bisa Keliling Alun-Alun, Becak Listrik Udinus Semarang Becik-KU Hibur Masyarakat di Dugderan
Menurut Wing, ini kedua kalinya prosesi Kirab Dugderan Semarang yang dilakukan setelah revitalisasi Alun-alun Kauman.
"Acara pertama ada penyerahan suhuf halaqah. Dari Balai Kota, rombongan Ibu Wali Kota yang memerankan tokoh Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Probodiningrum, nama lain kami izin kepada Keraton Surakarta karena Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat adalah putra. Ini dilakukan karena pimpinan kami putri, maka kami minta arahan kemudian diberikan nama tersebut," kata dia.
Mbak Ita, memimpin prosesi Kirab Dugderan Semarang sampai Masjid Agung Semarang Kauman, di sana akan diterima oleh Tafsir Anom bersama Alim Ulama yang hadir.
Di Masjid Kauman, kata Wing, akan diumumkan kepada masyarakat tentang penentuan hari datangnya bulan suci Ramadhan 2024.