KENDAL, AYOSEMARANG.COM -- Bencana banjir yang terjadi di Kendal sedikitnya merendam 1.338 hektare sawah yang umumnya ditanami padi. Bahkan tanaman padi yang terendam sudah memasuki masa panen.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kendal, jumlah total tanaman padi yang terendam banjir sekitar 1.338 hektare.
Tanaman padi tersebut berada di Kecamatan Patebon sebanyak 273 hektare, Kecamatan Brangsong 582 hektare dan Kecamatan Kendal 483 hektare. Dari jumlah tersebut yang sudah siap panen sekitar 327 hektare, yang berada di Kecamatan Brangsong ada 132 hektare dan di Kecamatan Kendal ada 195 Hektare.
Akibat terkena banjir tanaman padi tersebut rusak bahkan ada yang tidak bisa dipanen.
Baca Juga: BNPB Siapkan Modifikasi Cuaca Kurangi Cuaca Ekstrem
Kepala DPP Kendal Pandu Rapriat Rogojati mengatakan, kebanyakan yang terendam banjir sudah mendekati panen. ”Kita masih melakukan pengamatan apakah bertahan atau tidak. Kalau tanaman yang terendam pasti akan mempengaruhi kualitas hasil karena daya simpan tidak bisa lama hanya 4-5 bulan,” terangnya Minggu 17 Maret 2024.
Pihak Dinas Pertanian masih melakukan pendataan jika ada yang gagal panen nantinya akan diusulkan untuk mendapatkan bantuan.
Sementara Wagimin, petani di Kelurahan Karangsari masih beruntung karena tanaman padinya masih dipanen.
“Tapi hasil panennya berkurang karena sebagian rusak sehingga harga pun turun,” ujarnya.
Baca Juga: Kedapatan ‘Ngamar’ Empat Pasangan Bukan Pasutri Terjaring Razia Polres Kendal
Harga gabah padi yang terkena banjir menjadi lebih rendah karena kualitasnya turun. Jika harga kondisi normal bisa mencapai Rp8.000 per kilogram, namun karena terkena banjir harga turun sekitar Rp5.000 sampai Rp6.500 per kilogram.
Karyaman, petani di Kelurahan Pekauman Kendal mengatakan tanaman miliknya siap panen. Jika dibiarkan terendam banjir lebih dari 5 hari, maka akan rusak dan tidak bisa dipanen.
“Kalau yang mulai menguning jika terkena banjir akan rusak menjadi puso,” kilahnya.