Baca Juga: 7 Korban Meninggal Laka Bus Rosalia Indah Teridentifikasi
"Ya meskipun sudah jadi lautan tetapi tempat itulah makam ayah dan kakek berada sehingga tetap harus diziarahi. Harus itu, wajib biar ikatan batin terjaga," ungkapnya.
Doa-doa selesai. Dani beserta keluarganya yang berjumlah 19 orang menabur bunga.
Berbeda dengan Dani, belasan orang itu tampak hati-hati. Gesturnya menandakan laut tidak begitu akrab baginya.
Ternyata memang benar, ada keluarga Dani yang bukan warga setempat. Bahkan kata Dani, sebelum berangkat sempat pada heran.
"Mereka kaget ziarah makam kok ke laut. Selepas tahu, ya akhirnya biasa saja," bebernya.
Selain Dani, ada peziarah lain yang datang. Pemakaman itu dulu bernama Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tambakrejo, Tanjung Mas, Kota Semarang.
Untuk peziarah yang tidak memiliki perahu biasanya hanya berdoa di pinggir jalan kampung dekat rumah deret Tambakrejo.
Dari tempat itu, mereka biasanya berkumpul sembari berdoa seperti yang dilakukan keluarga Dani.
Baca Juga: Tempat Wisata di Jateng Mulai Ramai di Hari Kedua Lebaran, Polisi Minta Masyarakat Jangan Terlena
"Masih banyak yang berziarah, biasanya seminggu jelang lebaran sampai hari lebaran seperti sekarang," tuturnya.
Lebih lanjut Dani bercerita, TPU itu dahulu seperti pemakaman pada umumnya hanya saja pohon di makam berupa pohon cemara bukan pohon kamboja.
Luasan makam kala itu sekira 200 meter x 10 meter yang sudah diisi oleh ratusan makam.
Makam tersebut untuk melayani warga dari tiga wilayah meliputi Tambarejo, Tambaklorok, dan Tambakmulyo.