Merawat Tradisi Syawalan Kaliwungu dengan Meneladani para Auliya

photo author
- Senin, 15 April 2024 | 19:03 WIB
Pembukaan tradisi syawalan di Kaliwungu ditandai Haul Kyai Asyari di Makam Komplek Jabal Senin 15 April 2024 petang.  (edi prayitno/kontributor Kendal)
Pembukaan tradisi syawalan di Kaliwungu ditandai Haul Kyai Asyari di Makam Komplek Jabal Senin 15 April 2024 petang. (edi prayitno/kontributor Kendal)

KENDAL, AYOSEMARANG.COM - Tradisi syawalan di Kaliwungu bukan sekadar keramaian pedagang dan pasar malam saja. Syawalan di Kaliwungu yang dilaksanakan rutin setiap tahun sebenarnya adalah peringatan meninggalnya ulama besar dan tokoh penyebar agama Islam di Kaliwungu. Keramaian yang ada merupakan bagian dari pelaksanaan haul KH Asy’ari atau Kyai Guru.

Tradisi syawalan ini perlu dirawat dengan baik dengan tujuan ingin merenung dan meneladani apa yang sudah diajarkan ulama dan auliya besar di Kaliwungu.

“Jika tokoh besar seperti kyai Guru tidak kita peringati, generasi ke depan akan kehilangan keteladanan. Untuk itulah sebisa mungkin melaksanakan peringatan haul dengan berdoa bersama di makam kyai guru,” terang pengurus Yayasan masjid Besar Al Muttaqin Kaliwungu, KH Asroi Tohir Senin 15 April 2024.

Dikatakan, dalam Al Quran sendiri sudah dijelaskan tidak hanya perintah ibadah saja tetapi ada cerita tokoh-tokoh jaman dulu yang perlu dijadikan teladan dan contoh.

Baca Juga: Pekalongan Balon Fest 2024: Tradisi Syawalan Berwarna

“Saya sendiri selalu menepis anggapan syawalan adalah keramaian. Keramaian yang ada di Kaliwungu adalah efek dari haul Kyai Asyari. Saat haul banyak yang datang berziarah sehingga dimanfaatkan warga Kaliwungu mengais rejeki dan keberkahan dengan berjualan,” imbuhnya.

Sementara itu Sekretaris Daerah Kendal Sugiono mengatakan, KH Asyari merupakan contoh pribadi yang baik.”Beliau telah berjuang guna syiar agama Islam dan termasuk pendiri pertama Masjid Agung Kaliwungu,” katanya usai membuka tradisi syawalan.

Dikatakan, kepribadian beliau sederhana dan kharismatik, disegani oleh masyarakat, sehingga namanya selalu dikenang hingga sekarang. Perjuangan dakwahnya patut kita teladani bersama. “Di momen ini kita juga mendoakan ulama lainnya di komplek pemakaman ini seperti Sunan Katong, Wali Musyafa, Kyai Mojo, Kyai Mustofa, dan beberapa tokoh Islam lainnya,” tambah Sekda.

Sekda berpesan untuk selalu menghormati ulama yang masih hidup dengan mengambil ilmu dan mengamalkannya. “Mari kita jaga bersama tradisi Syawalan Kaliwungu. Perkuat kerja sama dan kebersamaan semua pihak terkait supaya dapat berjalan kondusif,” pungkasnya.

Baca Juga: Meski Belum Maksimal, Tol Fungsional Solo-Jogja Banyak Membantu Urai Kepadatan Selama Arus Balik

Tradisi syawalan biasanya ramai peziarah yang berdoa di komplek makam wali dan ulama di jabal Protomulyo Kaliwungu. Ribuan warga dari berbagai daerah ini, berharap berkah dan meneladani wali serta guru yang menyebarkan agama Islam di pantura.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X