SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Laut dermaga Tambak Lorok Semarang cukup berisik oleh deru mesin perahu sopek, Minggu 2 Juni 2024.
Hari itu ada ratusan perahu sopek di Tambak Lorok Semarang yang bersama-sama memacu mesinnya untuk melaut.
Tujuan dari perahu sopek itu tak lain adalah untuk mengantar sedekah laut atau melarung sesaji.
Sesaji berupa kepala kerbau bersama beberapa sajian lainnya mulai dari bubur hitam putih, tumpeng, kopi, pisang, telur ayam serta berbagai jenis buah. Semua sesaji tadi ditempatkan disebuah rumah-rumahan kecil yang para nelayan sebut dengan "bangkrak".
Selama perjalanan ke lokasi pelarungan, perahu yang mengangkut bangkrak tadi diposisikan di paling depan.
Meski demikian, perahu-perahu lain yang ditumpangi warga, tamu undangan dan awak media sering tak patuh aturan sehingga beberapa kali hendak berhimpitan.
"Awas-awas. Kurangi kecepatan. Jangan dekat-dekat," kata salah seorang petugas Angkatan Laut Semarang yang ikut mengamankan area dengan menggunakan megaphone.
Namun perahu-perahu kecil itu membandel. Sampai kemudian karena tak mampu mengendalikan bambu pengendali, salah seorang nelayan mengahantam perahu utama pembawa bangkrak. Brak!
Baca Juga: Tabungan Tapera Kapan Bisa Dicairkan? Ketahui 4 Kriteria yang Menentukan Berakhirnya Kepesertaan
Kapal utama praktis bergoyang. Salah seorang nelayan yang bertugas membawa bangkrak terpental dan terkena mesin. Tangannya sempat melepuh.
Untungnya kondisinya masih baik-baik saja dan untungnya juga, hantaman itu tidak mengenai mesin perahu.
"Woy, sudah dibilang jangan dekat-dekat!" kata petugas tadi lagi. Nelayan yang menabrakan kapal tadi kena hardik berkali-kali lewat megaphone.
Usai insiden kecil itu, perahu sempat berhenti karena mesin mati. Namun tak lama kemudian, bisa dinyalakan kembali.