Sedekah Laut Tambak Lorok Semarang: Persembahan Kepala Kerbau untuk Keselamatan dan Limpahan Tangkapan

photo author
- Minggu, 2 Juni 2024 | 15:58 WIB
Salah seorang nelayan sedang menunggu sesaji kepala kerbau untuk sedekah laut di Tambak Lorok Semarang. Tradisi ini untuk pengharapan keselamatan dan limpangan tangkapan ikan  (Ayosemarang.com Audrian Firhannusa)
Salah seorang nelayan sedang menunggu sesaji kepala kerbau untuk sedekah laut di Tambak Lorok Semarang. Tradisi ini untuk pengharapan keselamatan dan limpangan tangkapan ikan (Ayosemarang.com Audrian Firhannusa)

Baca Juga: Kolaborasi BRIN dan Gojek, Pemkot Semarang Kini Bisa Deteksi Polusi Udara

Perahu pembawa bangkrak sesaji melanjutkan perjalanan ke titik pelarungan. Suhartono, ketua kelompok nelayan timur yang bertugas membawa sesaji itu mengatakan, titik pelarungan sesaji tidak begitu saja ditentukan.

"Ada orang tua yang kami sebut pawang. Dia sudah tirakat dulu. Sebelumnya kami keliling untuk menentukan titik ini," ujarnya

Setelah sampai di titik pelarungan, bangkrak dengan kepala kerbau tadi dilarung atau dimasukan ke laut.

Masyarakat yang mengikuti dengan perahu lain tadi mendekat. Mereka melepas bajunya lalu menceburkan diri ke laut dan ikut menenggelamkan sesaji tadi.

Baca Juga: Kenalan dengan Fitur Theft Detection Lock di Android 15 yang Bisa Identifikasi HP Dicuri

"Semoga setelah ini, tangkapan kami semakin meningkat," kata Suhartono sambil mensesap rokok. Satu hisapan lalu dihembuskan, entah apa yang dia ucapkan tapi bibirnya ikut berkomat-kamit dengan berbisik.

Di sisi lain, Salah seorang warga Tambaklorok RT 4 RW 15 Tanjungmas, Syamsul Aris, mengungkapkan lokasi Larung kepala kerbau berdasarkan tempat banyaknya ikan.

Kata Syamsul sedekah laut ini dilakukan saban tahun setiap bulan Apit menurut penanggalan Jawa.

Tradisi ini sudah berlangsung lama namun sempat vakum karena pandemi Covid-19. Terakhir dilaksanakan pada tahun 2019, waktu itu melarung kepala kerbau sejauh 16 kilometer.

Baca Juga: Penting! Syarat Pendaftaran PPDB SMP 2024-2025: Usia dan Kelengkapan Berkas

"Tahun ini hanya 5 kilometer, jadi tidak mesti," ungkapnya.

Seperti Suhartono tadi, dia juga berharap hasil tangkapan para nelayan lebih melimpah dan diberi keselamatan saat melaut.

"Karena untuk menguri-uri budaya, dari dulu menggunakan kepala kerbau," ujarnya.

Sementara Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu melalui Kepala Dinas Perikanan, Sih Rianung, berharap tradisi Larungan dapat dilestarikan setiap tahunnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X